BAB 22 – Terancam

1512 Kata

Max dan Gaven menikmati siang mereka dengan game yang baru saja dibeli oleh Max. Suara bising menggema di ruangan berukuran lima kali lima meter itu. Yang bermain tidak hanya tangan mereka tapi juga kaki dan mulut. Sesekali, kaki Gaven melayang ke tubuh pria tambun bernama Max itu. Begitu juga dengan Max, tangannya berkali-kali mendarat di kepala Gaven. Max berkali-kali menempeleng kepala Gaven. Jam dinding sudah menunjukkan pukul empat sore. Sudah hampir lima jam mereka sibuk dengan PS-4 yang sudah menjadi saksi persahabatan manis antara Max dan Gaven dari semenjak Gaven menginjakkan kaki di perguruan tinggi. Max bahkan sudah dua kali memesan makanan lewat salah satu aplikasi ojek online. “Yes! Menang lagi, hahaha.” Gaven tertawa renyah. Sudah puluhan kali ia mengalahkan Max dengan berb

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN