Ziel benar-benar berhadapan dengan sosok Evelyn dulu. Siswi paling jutek dan cuek yang ia kenal sejak kejadian di lapangan basket, kini tampil seperti sedia kala. Menyebabkan, itu yang Ziel lihat sekarang. Entah apa yang membuat gadis itu kembali seperti dirinya yang dulu, seorang remaja yang pecicilan —menurut Ziel— yang terlihat seperti tebar pesona kepada siapa pun mahasiswa atau mahasiswi di kampus. Dan itu tidak Ziel suka. Semenjak penolakan akan niat hatinya yang ingin akrab dengan gadis itu, Ziel malah semakin kesal karena perubahan sikap tunangannya tersebut. Setiap hari yang Ziel lihat hanya sosok Evelyn yang cengengesan dengan teman-teman satu jurusannya di Fakultas Hukum. Seolah tak ada beban atau pikiran yang menyelimuti kehidupannya. Padahal jika merujuk pada wacana atau r