Ae Ri yang tak paham

1028 Kata
Hari ini adalah hari ke 2 Ae Ri berlibur dan rasanya benar-benar membosankan karena ia hanya berkeliling di sekitar apartemennya, sebenarnya Ae Ri ingin ke tempat Jung Hwa akan tetapi sudah pasti Jung Hw mengusirnya karena ia sedang dalam masa libur. “Ingin berkeliling bersamaku?” tanya seseorang yang berada di belakang Ae Ri, suaranya begitu familiar di telinga gadis itu. Ae Ri yang sedang menunggu lift pun melihat ke arah sumber suara yang ternyata benar dugaannya bahwa itu adalah Han. “Kau?? Sedang apa kau berada di sini?” tanya Ae Ri dengan wajah bingung, yang Ae Ri tahu bahwa Han tidak memiliki kepentingan di sekitar apartemen tersebut. Han mengangkat kedua bahunya dengan wajah tanpa ekspresi itu. “Aku tahu kau pasti bosan karena libur, ayo jalan-jalan bersamaku,” kata Han mengabaikan pertanyaan Ae Ri membuat gadis itu menatapnya datar. Ae Ri langsung masuk ke dalam lift tersebut diikuti oleh Han yang berada di sampingnya, lift tersebut akan menuju lantai paling bawah. Di dalam lift tak ada satu patah kata pun diantara mereka, Han dan Ae Ri tak ingin berbicara saat ini karena sibuk dengan pikirannya masing-masing. Begitu lift terbuka Ae Ri langsung keluar meninggalkan Han yang mengekorinya dari belakang, Ae Ri menghentikan langkahnya yang diikuti oleh Han. “Kenapa mendadak berhenti?” tanya Han dengan wajah bingung. “Apakah kau menguntitku? Katakan apa yang kau inginkan sekarang, aku tidak ada waktu,” ucap Ae ri kesal. “Ikutlah denganku, seminggu lagi adalah hal besar untuk kita. Kita harus mempersiapkan itu semua dengan baik,” kata Han yang menyeret Ae Ri keluar dari gedung yang menjulang tinggi itu, Ae Ri sempat menolak, namun Han tetap memaksanya. Mereka pun akhirnya masuk ke dalam mobil yang terparkir tidak jauh dari pintu keluar apartemen tersebut, di dalam mobil tidak ada suara selain suara deru mobil yang melesat membelah jalanan ibukota Seoul. Sebenarnya Ae Ri bertanya-tanya akan dibawa ke mana dirinya saat ini, namun tetap saja Han tidak akan menjawabnya sampai mereka sampai di tempat yang pemuda itu maksud. Sekitar 15 menit akhirnya mobil itu berhenti di sebuah butik yang terdapat di Garosugil, Seoul. Daerah yang sudah lama sekali rasanya ingin Ae Ri kunjungi, namun gadis itu sadar bahwa tempat tersebut sangatlah membuat dirinya hilang kesadaran. Di tempat tersebut banyak sekali toko-toko yang menjual pakaian dengan kualitas tinggi, itu adalah surga para wanita. Ae Ri yakin bahwa tidak ada yang akan menolak bila dibawa ke tempat tersebut. “Kita sedang apa di sini? Ayo antarkan aku pulang saja, uangku tidak akan cukup bila disuruh berbelanja di tempat seperti ini pastilah sangat mahal," kata Ae Ri yang merasa minder dengan tempat tersebut, padahal saat masih duduk di sekolah menengah pertama ia sering kali diajak ibunya ke tempat ini dan ia merasa senang. “Siapa yang menyuruhmu mengeluarkan uang di sini? Simpanlah uangmu, hari ini aku yang mentraktirmu,” kata Han sebelum turun dari mobil diikuti Ae Ri yang berjalan dari belakang Han. Ae Ri hanya mengikuti Han dengan langkah pelan berjalan di belakang pemuda itu, rasa minder membuat dirinya tak mampu menahan kuasa di dalam lubuk hatinya. Ae Ri benar-benar merasa rendang ketika dirinya bukan lagi anak konglomerat di Korea. Han yang sadar Ae Ri berjalan di belakangnya pun langsung memegangi tangan gadis cantik berambut panjang tergerai itu. Ae Ri sempat ingin menolak, namun saat itu pula karyawan di butik ternama yang biasa dikunjungi para artis datang menyapa mereka dengan ramah-tamah. “Halo selamat datang, ada yang bisa kami bantu?” tanya wanita muda dengan seragam dan rambut yang rapi. “Bisa keluarkan dress untuknya yang paling mahal” tanya Han sambil menunjuk Ae Ri yang berada di sampingnya. Pegawai itu melihat Ae Ri kemudian tersenyum ia tahu ukuran yang pas untuk gadis muda tersebut. “Baiklah, saya akan mengambilkan sebentar dressnya,” ucap sang pegawai kemudian pergi dari hadapan mereka. Ae Ri yang mendengar itu langsung memukul Han karena dress itu benar-benar sangat mahal dan biasa digunakan oleh kalangan orang kaya dan artis-artis ternama. “Astaga apakah kau ingin membeliku dengan dress itu? Dasar laki-laki licik!” seru Ae Ri yang langsung menendang kaki kanan Han dengan keras. Han yang refleks langsung memegangi kakinya yang kesakitan sambil terjatuh di sofa yang berada tepat di samping mereka. Tendangan Ae Ri tidak pernah berubah masih sangat keras dan menyakitkan seperti ucapannya jika sedang dalam amarah. “Apakah kau benar-benar ingin aku beli?? Hilangkanlah pikiran kotormu itu! Kau bukan barang yang harus dibeli jadi jangan pernah mengatakan bahwa aku membelimu,” kata Han dengan tegas menatap Ae Ri dengan tatapan elang miliknya yang benar-benar menciutkan nyali Ae Ri. Ae Ri terdiam, entah sejak kapan ia merasa bahwa setiap laki-laki yang mendekatinya hanyalah ingin membeli dirinya dengan uang mereka padahal tidak semua pria di dunia ini mempunyai niat seperti itu. 2 tahun menjadi wanita penghangat ranjang bukanlah sesuatu yang mudah untuk Ae Ri, ia bahkan sampai sekarang trauma dengan pria mana pun dan menganggap semuanya sama saja yang hanya baik jika ada maksud tertentu. Gadis itu langsung keluar dari butik tersebut dan membuat Han panik karena dress itu sedang diambil oleh pegawai butik. Han menatap pasrah, ia akan memesankan dress itu saja untuk Ae Ri bagaimana pun gadis itu harus mau datang ke pengangkatan jabatannya. Drrtt..ddrttt..drtt Getaran di saku Ae Ri tidak bisa menghentikan gadis itu begitu saja, ia tetap berjalan tanpa mengangkat ponsel yang sudah bergetar puluhan kali. Ae Ri benar-benar merasa dirinya terlalu rendah dan selalu berpikir negatif dengan pria akhir-akhir ini. Padahal jauh dilubuk hati Ae Ri gadis itu tahu bahwa Han tidak pernah melakukan hal tercela seperti itu, pastilah Han mempunyai maksud yang baik membelikan dress tersebut bukan menginginkan sesuatu darinya. “Aku tidak sanggup melihat wajah orang itu lagi, bagaimana bisa ia membelikan dress mahal padaku tanpa sesuatu rencana di dalam benaknya? Ya, aku yakin kalau dia merencanakan sesuatu padaku, aku tidak akan terjebak!” ucap Ae Ri sambil melanjutkan langkahnya. Ae Ri mengepalkan tangannya mengingat semua pengkhianatan Han pada keluarganya, jadi bagaimana pun gadis itu tidak akan membiarkan Han menyentuh keluarganya lagi apalagi dirinya yang paling tersakiti di sini. Ia tidak akan membiarkan siapa pun lagi menghancurkan dirinya karena selama ini ia benar-benar sudah menderita akibat dari kejadian itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN