BAB 17. Tamu

1079 Kata

Alice menenggelamkan wajahnya ke dalam bantal. Kedua pipinya terasa panas. Bayangan wajah Levin yang begitu dekat dengannya berputar-putar di otak Alice. Hangat napasnya yang beradu, sentuhan bibirnya yang terasa lembut, dan juga rasa manis yang unik. Levin baru menciumnya dua kali. Tapi kenapa Alice seolah lupa berpijak ke tanah? Bahwa mungkin, bibir pria itu sudah menjadi candu untuknya. Dan Alice... Alice harus segera membunuh rasa itu sesegera mungkin. Ya, ini tidak bisa dibiarkan lebih lama lagi. Sebab, tentu saja. Alice tidak mau bertekuk lutut secepat ini... Alice mengambil napas dalam. Membuka selimutnya dan turun dari ranjang. Barang-barang yang dijanjikan Levin sudah datang sejak tadi, tergeletak tak berdaya di samping almari putih di sudut kamar. Alice membuka koper itu dan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN