Amara memandangi wajah pas-pasannya itu sembari berdecak kesal tanpa henti. Cermin di depanya lama-lama mungkin akan retak karena terus dipandangi. Tak jauh dari sana, Pram duduk santai sembari menunggu kedatangan pegawai salon yang akan menangani Amara. Malam ini mereka sudah sepakat akan menghadapi Ny Rose dan Katarina. Sebuah pertemuan diatur satu jam lalu, tinggal membuat keributan yang pastinya tidak bisa dihindari. Amara sempat berpikir apa harus membeli salep pereda memar di apotik. Pastinya Ny Rose tidak akan membiarkannya begitu saja. Walau di tempat umum sekalipun, emosi buruknya tidak akan bisa dikendalikan dengan mudah. "Sudah selesai?" tanya Pram melihat wajah Amara dengan pandangan biasa saja. Padahal kalau di adegan film romantis, karakter pria akan terpesona melihat wajah