Di hari lain, Pram datang dengan banyak belanjaan di tangannya. Bukan hanya makanan, tapi juga puluhan set pakaian baru yang baru ia beli dari swalayan terdekat. Semua itu ia beli dengan uang pribadi karena Kakeknya tidak memberi uang sepersenpun untuk dibelanjakan. Pram disambut dengan tatapan kosong anak-anak. Rupanya mereka belum percaya kalau Pram akan benar-benar membantu masalah sengketa tanah. Ibu kepala panti yang sedang sakit hanya sempat menyambutnya sebentar sebelum akhirnya kembali beristirahat. Saat itu, hanya Kinan yang menemuinya di ruang tengah. Gadis itu duduk, tidak tertarik dengan apa yang dibawa Pram. Kabar yang akan ia dengar lebih penting daripada hadiah belaka. "Aku sudah bicara dengan Kakek dan beliau bersedia membantu panti ini untuk menemukan tempat baru," kat