Akhir batas kesabaran Pram

1257 Kata

Pram berjalan pergi, meninggalkan Fita yang sedari tadi mengajaknya bicara. Gadis itu begitu gigih sampai-sampai Pram risih sendiri. Bahkan ia tidak peduli saat diihat oleh mahasiswa lain. Daripada mengurusi Fita ada yang lebih penting untuk dipikirkan. Apalagi kalau bukan tentang melihat kos-kosan di sekitar kampus? Tapi warna langit yang mendadak mendung, membuat rencana itu kemungkinan terganggu. Padahal tadi pagi cuaca begitu cerah. Kalau sampai turun hujan, mereka akan kerepotan karena tidak ada payung. "Aku mau pulang. Jangan mengikutiku. Memangnya kamu nggak ada kelas?" Akhirnya Pram mengajak Fita bicara. Itupun hanya ingin mengusirnya pergi. Cukup sudah ia menahan sabar. Sejak tadi ia seperti diekori seorang pengemis. Bukan peminta uang, tapi perhatian. "Aku juga mau ke arah yan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN