Siapa kau?"
Kyouko menajamkan penglihatannya. Pria yang berdiri di sisi ranjang dan menatapnya tanpa ekspresi 99% serupa Manjiro. Yang membedakan hanya kacamata dan tahi lalat di bawah ujung mata sebelah kanan. Ia benar-benar jeli dan ingatannya sangat kuat, dan ia baru menyadari itu sekarang.
Pria itu hanya diam dan tetap menatapnya tanpa ekspresi.
Detik berikutnya Kyouko mencoba bangun dan mundur memberi jarak hingga ia tersudut kepala ranjang. Apakah sebenarnya pria ini adalah Manjiro? Kemarin pura-pura menyelamatkannya namun ia adalah orang yang mengincarnya? batin Kyouko.
"Kau! Siapa kau sebenarnya!" Kyouko menatap tajam pria itu dengan tangan di depan d**a seakan tengah membuat tameng untuk melindungi diri.
Pria itu mendekat dengan satu tangan terulur meraih baju bagian bawah Kyouko. Kyouko terbelalak, dengan cepat tangannya hendak menyingkirkan tangan pria itu. Namun satu tangan pria itu menahan kedua tangannya dan menguncinya di atas kepala dan menekannya pada kepala ranjang. Sementara satu tangannya tetap pada tujuannya menyibak kaos Kyouko, memperhatikan perut Kyouko yang rata dan bersih tanpa bekas luka.
"Kau!" Kyouko hanya bisa menggeram marah.
Pria itu kembali menurunkan kaos Kyouko kemudian kembali menatapnya datar. Sementara Kyouko berusaha melepaskan diri, setidaknya melepas kuncian tangan pria itu namun ia tak mampu.
"Apa kau ingin mencobanya kembali." Pria itu bertanya namun dengan kata-kata datar hingga ucapannya terkesan seperti ancaman.
"Apa maksudmu!" Kyouko memberikan tatapan nyalangnya namun seakan percuma.
Pria itu melepas kunciannya dan mengambil pisau lipat dari dalam saku jaket yang dipakainya. Mengarahkannya pada Kyouko dan membuatnya gemetar.
Jadi, apakah yang dipikirkan Kyouko benar?
"Aku ingin melihat bagaimana kau menyembuhkan lukamu," kata pria itu.
Kyouko seakan baru tersadar. Ia melihat perutnya yang bersih tanpa luka. Bukankah ia telah menusuk dirinya sendiri? Saat itu juga ia ingat akan kedua orang tuanya.
"Ayah! Ibu!" teriaknya kemudian hendak bangun dari ranjang mengabaikan pria yang tengah mengarahkan pisau ke arahnya. Namun sebelum ia memijak lantai, pria itu segera menahannya.
"Sudah ada yang mengurus mereka," ucap pria itu memberitahu.
"Kau! Apa yang kau lakukan pada orang tuaku!" teriak Kyouko penuh emosi. Ia mengayun tangannya sekuat tenaga, berusaha memukul pria yang masih berdiri tegap di depannya. Pria itu hanya diam kemudian menangkap kedua tangannya dengan satu tangan.
"Katakan yang sebenarnya! Jadi kau pura-pura menolongku padahal kau yang mengincarku?!" teriak Kyouko sekali lagi dengan berusaha melepaskan diri.
Alis pria itu sedikit mengernyit. Ia melepaskan tangan Kyouko dan menatapnya datar. "Aku tidak menolongmu. Aku hanya melakukan tugas," ujarnya.
"Omong kosong! Bunuh aku sekarang! Bukankah kau menginginkan jantungku?!" Kyouko meraih tangan pria itu, mengarahkan pisau di tangannya tepat ke d**a kirinya.
"Dugaanku benar, kau hanya wanita bodoh," kata pria itu tanpa merubah ekspresi tak peduli yang sejak awal telah ia tunjukkan.
"Apa katamu?!"
"Disaat ayahmu ingin melindungimu, kau justru ingin mengakhiri hidupmu. Bodoh." Pria itu menarik pisau dan kembali memasukkannya ke dalam saku jaket. "Jangan membuat drama, kita harus segera pergi satu jam lagi," ucapnya kemudian setelah itu melepaskan Kyouko dan berbalik melangkah menuju pintu.
Kyouko segera bangkit dari tempat tidur kemudian berlari ke arah pintu yang hampir terbuka. Ia berusaha keluar mendahului pria itu namun bahkan saat tangannya masih berada satu meter darinya, pria itu segera menggunakan tubuhnya sebagai penghalang hingga pintu kembali tertutup rapat.
Pria itu menatap Kyouko tajam, sangat tajam dan mampu membuat Kyouko tak dapat bergerak.
***
"Mulai sekarang kau ada dalam pengawasanku. Jadilah kucing penurut agar kau tak memberatkan tugas," tegas pria serupa Manjiro dimana pandangannya tetap menatap lurus ke depan.
Saat ini mereka telah berada di Niigata, salah satu kota paling Utara di Jepang. Sesuai apa yang dikatakan pria itu, ia membawa Kyouko pergi dan Kyouko tak dapat melakukan apapun selain menurutinya. Ia tidak tahu kenapa, tapi seolah tubuh dan pikirannya tak bisa melawan meski ia berusaha memberontak.
"Kenapa kau membuat ini rumit? Kau tinggal mengambil jantungku maka semua akan selesai!"
Pria itu tak bergeming. Ia tetap melajukan mobilnya menuju apartemen baru yang ia sewa. Ia sengaja memilih kota terpencil guna menyelamatkan Kyouko, juga untuk mengulur waktu agar ia tahu, siapa sebenarnya yang mengincarnya.
Pria itu mengambil sebuah kotak dari dalam dashboard dan memberikannya pada Kyouko.
"Pesan dari ayahmu," ujarnya tanpa mengalihkan fokusnya pada jalanan yang lengang.
Kyouko seperti tak percaya, ia mengamati kotak di tangannya dengan seksama. Tiba-tiba ia teringat pesan sang ayah bahwa meninggalkan sesuatu untuknya.
"Darimana kau mendapatkan ini?" tanya Kyouko penuh selidik. Ia tidak tahu kenapa, tapi sebagian hatinya mengatakan bahwa pria itu berpihak padanya.
"Aku tidak akan mengulang ucapanku."
Kyouko membuka kotak itu dan menemukan sebuah kalung juga secarik kertas dengan tulisan tangan ayahnya. Ia sangat hafal seperti apa tulisan Hayate. Saat kecil ayahnya kerap mengajarinya menulis sebelum masuk sekolah dasar, ia masih mengingat semuanya.
Pandangan Kyouko berubah sendu menatap secarik kertas di tangannya. Ia kembali teringat ayah dan ibunya, meski bukan orangtua kandung, namun kasih sayang mereka begitu tulus untuknya. Ia mulai membaca pesan sang ayah dalam diam.
"Ini kalung pemberian ibu kandungmu, Kyouko. Ibumu hanya mengatakan kalung ini akan melindungimu. Ayah terlalu naif hingga ingin melindungimu dengan tangan ayah sendiri. Meski kau bukan putri ayah dan ibu, kami sangat menyayangimu. Mungkin, jika kau menerima kalung ini, itu artinya, ayah tidak bisa lagi melindungimu.
Teruslah hidup, putriku. Jalani takdirmu seperti harapan ibumu, agar kau meneruskan keturunan keluargamu, keturunan klan Oda. Maafkan ayah yang tak bisa melindungi dan membahagiakanmu. Ayah hanya bisa membantu lewat seseorang yang ayah minta menjagamu. Tuan Manjiro, akan melindungimu, hanya dia harapan ayah untukmu.
Teruslah hidup, putriku, ayah dan ibu menyayangimu."
Air mata menetes membasahi kertas di tangannya. Dadanya terasa sesak. Ingatan dimana ia dan ayah juga ibunya tertawa dan bermain bersama kembali berputar. Kenapa semua berakhir seperti ini? Ia ingin hidup normal, dan selalu bahagia dengan kedua orang tuanya.
"Ayah ...." Digenggamnya erat kertas itu dan membenamkannya di depan d**a. Ia menangis terisak dengan ingatan yang terus berputar dengan kebersamaan mereka.
Pria itu, Manjiro, hanya melirik Kyouko lewat ekor mata. Ia tak menyangka akan mendapat tugas seperti ini. Semua seakan tidak mungkin dan mustahil. Bagaimana bisa di era modern seperti ini, masih ada yang percaya dengan mitos atau dongeng? Dan ternyata semua itu benar adanya.
Manjiro adalah anggota utama dari Shogun. Sebuah organisasi investigasi ilegal yang bertugas melaksanakan perintah siapapun yang membayarnya. Shogun berjalan di jalan putih, mereka bertugas melindungi, bukan sebagai organisasi pembunuh bayaran. Mereka berjalan dibawah naungan salah satu pemerintah negara yang bahkan Manjiro sendiri tidak mengenalnya. Orang itu hanya bergerak di belakang layar dengan kaki tangannya, yaitu Shinichi yang mengatur semuanya.
Anggota Shogun sendiri merupakan anggota pilihan didikan kemiliteran Jepang. Hanya yang ber IQ tinggi dengan fisik dan kecerdasan di atas rata-rata yang mereka tunjuk sebagai anggota. Namun pengecualian bagi Manjiro. Manjiro merupakan anak didik Shinichi dan merangkap sebagai anak angkatnya. Manjiro lupa, setajam apapun ingatannya, ia tak dapat mengingat masa lalunya sebelum usia 13 tahun. Seperti apapun ia berusaha mengingat, hasilnya tetap sama. Tak ada ingatan apapun selain ingatannya belajar di bawah naungan Sinichi yang mengaku sebagai ayah angkatnya.
Tak banyak yang tahu dengan organisasi Shogun. Organisasi ini bergerak layaknya jalan tikus. Bagi Manjiro dalam Shogun sendiri ditanamkan rasa tanggung jawab yang besar. Prioritas utama mereka adalah keberhasilan menjalankan tugas dan menyelamatkan korban. Layaknya tim pahlawan, mereka bertugas menyelamatkan korban dari ancaman pembunuhan. Namun semua harus dibayar mahal. Butuh uang puluhan juta Yen untuk membayar mereka. Keberhasilan tugas dengan terbunuhnya pelaku juga harus dibayar dengan imbalan mencapai ratusan juta Yen. Mungkin karena mahar yang terlalu tinggi membuat organisasi ini hanya dikenal kalangan orang-orang tertentu. Tidak pernah sekalipun tim Shogun gagal melaksanakan misi sejak lima tahun yang lalu.
Layaknya dua sisi mata koin. Lebih baik mati, atau hidup dengan menyerahkan seluruh harta yang dimiliki. Hidup ini keras, hanya yang berkuasa yang seakan mampu membeli nyawa. Namun berbeda dengan Hayate yang membayar mahal hanya untuk melindungi anak yang bukan darah dagingnya. Jika buka Hayate, mungkin akan memilih hidup tenang dan menyerahkan Kyouko saat itu juga. Namun tidak, Hayate mengorbankan hidupnya dan segalanya hanya untuk melindungi putri asuhnya.
Hayate datang dan menjelaskan semua pada Shinichi. Dan Manjiro, adalah orang yang ditunjuk Shinichi untuk melindungi Kyouko. Manjiro pikir, melindungi Kyouko hanya tugas tingkat C yang sepele, melindungi wanita dari ancaman pembunuhan. Tapi ia salah, ini bukan tugas biasa seperti sebelumnya. Kyouko bukan manusia biasa sepertinya. Awalnya ia ragu, namun ia kini percaya setelah melihat bukti di depan matanya.
Ia tiba saat seseorang yang membayarnya telah tak bernyawa dengan Kyouko yang juga berlumuran darah. Ia kira ia terlambat, namun ia masih bisa bernafas lega saat Kyouko masih bernafas. Setidaknya, ia tidak gagal dalam melaksanakan misi. Ia segera meminta bantuan pusat untuk mengurus mayat Hayate dan Naoko lalu menyelamatkan Kyouko.
Seperti yang dikatakan Hayate mengenai Kyouko yang merupakan seorang klan Oda, Manjiro mencari semua mengenai klan tersebut. Dan benar saja, cerita yang menceritakan bahwa klan Oda merupakan klan istimewa adalah benar. Mereka bisa meregenerasi kulit dengan cepat bahkan dengan kondisi yang parah sekalipun. Sel-sel dalam tubuh mereka seperti telah dirancang khusus untuk terus beregenerasi memperbaiki sel-sel yang telah mati. Dan terbukti saat Kyouko sembuh tanpa bekas luka sedikitpun. Bahkan Manjiro yakin, gunting di tangan Kyouko yang digunakannya telah mengenai organ vital. Namun hanya dalam hitungan jam, luka itu bisa sembuh dengan sendirinya bahkan seperti tak pernah terluka sedikitpun.
Manjiro telah menyelidiki semuanya, dan satu kesimpulan yang dapat ia ambil adalah, orang yang mengincar Kyouko bukanlah orang biasa. Selain itu masih ada satu pertanyaan dalam benaknya. Masih teringat saat Kyouko mengatakan ia pernah menolongnya. Kapan? Bahkan ini kali pertama ia menunjukkan batang hidungnya di depan Kyouko.
Jadi ... Siapa?