Bab 37. Amora mengambil kesempatan

1049 Kata

"Mami! Bantu bawa dong, berat nih,” keluh Divia, jalannya terseok-seok menarik dua koper besar. "Sabar Divia, nanti juga di bawakan sama yang jemput kita," ujar Amora santai, dia sibuk menghubungi Bimo. Sat sudah keluar dari pintu kedatangan, dia melihat sebuah papan nama. "Tuh benar, kan. Kamu tunggu di sini, Mami mau suruh dia bawa semua ini," ujarnya lagi. "Huff, coba nunggu di dalam saja. Aku gak harus setengah mati menyeret koper miliknya. Sudah trolinya gak dapat, harus bawa koper besar. Kasian tanganku, sakit semua," keluhnya kesal. Divia duduk di atas koper, tidak lama matanya melihat liat ke arah depan. Sebuah pemandangan yang jarang di lihat dan tidak bisa di lepasnya. "Junior Liem Adiwijaya, sedang apa dia di sini?” ucap Divia lirih, wajahnya berbinar menatap wajah p

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN