Monik meletakkan testpack dengan tanda dua garis merah di meja di depan Dandy. "Aku hamil," kata Monik. Wajahnya menggambarkan kegembiraan hatinya. Dandy sangat terkejut. "Bagaimana kamu bisa hamil? Aku sudah menyuruhmu minum obat pencegah kehamilan waktu itu." Kata Dandy tidak percaya. Walaupun waktu itu dia masih sedikit mabuk, tetapi pikirannya cukup jernih untuk mengingat apa yang telah terjadi di pagi hari setelah pesta syukuran kesembuhan kakeknya. Dia ingat betul waktu itu dia menyuruh supir keluarganya untuk membeli obat pencegah kehamilan darurat dan dia menyaksikan sendiri bagaimana Monik menelan dua butir pil yang dia berikan. “Bagaimana kamu bisa hamil, Monik?” Dandy mengulang pertanyaannya dengan ekspresi kalut. Monik menjawab ringan, "Obatnya sepertinya tidak efektif, Da