Prolog
Bagian tersakit dalam hidupku adalah ketika aku harus menjadikanmu bagian dari masa laluku.
Cowok itu tersenyum miris melihat updatean snapgram cewek yang ia sedang tunggu-tunggu. Sebenernya ia telah melihat status itu berkali-kali namun sakitnya masih tetap sama.
Hingga sebuah pemberitahuan stasiun jika sebuah kereta dari arah Yogyakarta telah sampai. Ia langsung beranjak dari tempatnya dan menatap satu persatu orang yang keluar. Dari sekian banyak orang, matanya hanya tertuju ke seorang gadis manis dengan mata sembapnya, menandakan jika ia terlalu banyak menangis. Bukan tidur, karena ada sisa air mata di pipinya. Ia perlahan mendekat tanpa gadis itu ketahui.
"Siapa bilang gue mau jadi bagian dari masa lalu lo? Enak aja! Gue itu masa depan lo. Ngerti?"
Gadis itu nampak sangat terkejut namun cowok itu gak peduli hingga ia menariknya, menghapus jarak diantara mereka.
"Jangan pernah menjadikan gue sebagai masa lalu lo, karena gue dan elo bakal jadi bagian dari kita di masa kini dan di masa depan. Masa lalu pun akan menjadi masa lalu kita, buat kita ceritain ke calon anak-anak kita nanti."
"I miss you so bad." Gumam gadis itu sambil mengeratkan pelukannya.
"Gue juga."