Royce membawa nampan berisi satu piring spagethy berjalan di cafeteria sekolah. Matanya melihat ke sekeliling mencari meja yang kosong. Semua meja telah penuh. Beberapa wanita melirik Royce dengan tatapan memohon untuk duduk di meja mereka. Royce bisa saja duduk dengan beberapa kumpulan murid yang masuk di team sepak bola, kalangan para atlet, atau pun geek dengan otak cerdas. Dia akan diterima di mana saja. Masuk kualifikasi keudnaya. Namun Royce sedang benar-benar tidak ingin bersosialisasi saat ini. Dia terlalu lelah untuk selalu terlihat ramah. Ia sendiri merasa energinya lebih banyak terkuras ketika berada di luar atau bersama orang lain. Dia lebih suka menyendiri. Menghabiskan banyak hal sendiri juga. "Royce apa kau akan terus berdiri di sana? Duduklah bersama kami," ujar se