Setelah mandi. Mereka berpakaian. Mia semakin bingung apa yang harus dilakukan. Mia duduk di kursi rias. Baru selesai menyisir rambut. "Tidak apa-apa. Kamu di sini saja. Tidak perlu cemas." Sean mengusap kepala Mia. Sean lihat kecemasan di wajah Mia. Bahkan wajah Mia terlihat pucat. "Takut." Mia mendongakkan kepala. Matanya menatap mata biru Sean. "Tidak apa-apa. Aku ke luar dulu." Sean pamit keluar pada Mia. Mia terkejut karena tiba-tiba Sean mengecup bibirnya sebelum melangkah ke luar dari kamar. Mia menatap Sean dengan perasaan gundah. Hatinya gelisah. Meski hanya istri kontrak, tapi takut orang tua Sean tidak setuju kalau ia yang akan melahirkan cucu mereka. Ia hanya gadis kampung yang tidak berpendidikan. Tidak mempunyai sesuatu yang bisa dibanggakan. Keturunan orang yang tidak m