Part 18

2251 Kata

Malam ini, dia kembali merasakan kesedihan. Bukan karena dia membuat luka atau darah, melainkan karena orang yang selalu ia percaya menjadi satu-satunya orang yang tidak percaya dengannya. Sepanjang waktu, dia terdiam di atas kasurnya dengan lampu yang sengaja tidak ia hidupkan. Menatap kosong jendela sambil memeluk lututnya. Reval kecewa dengan Revan, benar-benar kecewa. Sesekali air matanya turun, menyesali barang berharganya sudah tidak bisa lagi ia genggam. Dia mulai berjalan keluar dari kamar, lalu menuruni anak tangga dengan sangat hati-hati. Dia membuat langkah kaki yang sangat pelan agar tidak menimbulkan suara. Jarum jam masih menunjuk angka delapan, Rangga seharusnya sudah pulang. Dia tidak mungkin membuat suara gaduh yang bisa mengganggu ayahnya. Tiba di anak tangga terakhi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN