"Tentang kau, seorang Earl yang berkhianat." Makhluk itu menggeram, sepasang taring besarnya terlihat sangat kokoh terlihat hingga beberapa tetes liur lolos ke luar dari cela giginya yang lain, terus turun dan membasahi dagunya yang dipenuhi bulu. Dengan kemarahan yang seolah tiba-tiba membuncah, monster itu mengangkat tangannya yang dipenuhi cakar tinggi-tinggi kemudian dia letakkan di atas kepala Arian, menjambak rambut pemuda itu seperti hendak mencabut segenggam rumput liar. Untuk perlakuan kasar tersebut, Arian mengerang kesakitan, kedua tangannya dia naikkan untuk menarik tangan besar milik monster itu darinya dan melepaskan rambutnya. Sungguh! sekarang dia merasa kalau kulit kepalanya nyaris ikut tercabut dengan rambut yang tumbuh di sana. "Kenapa kau malah bicara omong