Rencana

1858 Kata

POV Aya "Ahh... Aya ya? Maaf aku terlalu asyik bekerja sampai lupa waktu. Sudah agak larut ya? Aku bahkan lupa menghidupkan lampu rumah." Aji memaksakan dirinya untuk tersenyum, ia bangkit dari kursi putarnya. Menutup jendela yang menunjukkan lukisan berwarna biru kelam, lalu menghidupkan sakelar lampu yang terpasang tak jauh dari jendela. "Kau pasti lapar bukan? Akan kumasakkan telur rebus lagi, tunggu sebentar ya." "Aji!" Kuucapkan namanya setengah berteriak, aku tidak tahu apa yang terjadi pada diriku. Tapi entah mengapa aku merasakan benci, kebencian yang tak dapat kupahami. Entah bagaimana, aku benci melihat Aji terus tersenyum agar aku berhenti mengkhawatirkannya, aku benci dirinya saat ini. Kalau memang dia lelah, kenapa dia tidak mengatakannya? Kenapa dia tidak beristirahat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN