MENGHAPUS LUKA SEMALAM

657 Kata
"Hari kemarin telah berlalu dan ceritanya sudah di ceritakan,. Hari ini, benih-benih baru telah tumbuh.” RUMI Ivory membuka matanya, ia terkejut mendapati kamar tempat ia tidur bukan kamarnya, ia memilih posisi setengah duduk, menyandarkan punggungnya pada tepian ranjang mewah berwarna emas. Ada bedcover menjuntai hingga ke lantai, kamar dengan desain mewah seperti kamar para putri raja membuat ia merasa sedikit bingung. Ia mencoba mengingat kembali semuanya. Ketika seorang lelaki muncul dari balik pintu. Ivory bergidik. Dalam ingatan terakhirnya ia sedang berada dalam kamar pribadinya dan seorang lelaki mendekati dirinya, ia tahu lelaki itu sedang ingin menumpahkan nafsu birahi pada dirinya. Lalu lelaki ini siapa ? Pertanyaan itu muncul dari dalam hati Ivory. Dan seolah mengerti kegundahan Ivory lelaki itu pun berkata. “Aku Adrian.” Lelaki itu mengulurkan jemari tangannya. Ivory menatap lelaki itu heran, “aku tidak akan berbuat hal yang buruk pada mu, jadi kamu tenang saja. Adikku sama dengan mu, cantik, berkulit putih, berambut pirang dan berusia delapan belas tahun. Sekarang berapa usia mu?” Adrian bertanya lebih banyak pada Ivory semata-mata agar Ivory lebih rileks dalam bercerita. Adrian menangkap gelagat ketakutan di wajah ivory dan ia ingin itu sirna, ia sama sekali tidak punya niat buruk pada gadis ini. “Hallo, berapa usia mu sekarang ?” Tanya Adrian lagi. “Sembilan belas tahun.” “Oh, pantas saja wajah mu mungil dan cantik sekali.” Adrian menggoda, Ivory makin gelisah dengan sikap Adrian yang sedikit terbuka. “Nama mu siapa ?” “Aku, Nisa Ivory.” “Ups nama yang sangat cantik.” “Oke, sekarang kamu mandi kemudian turun ya, kita sarapan bareng.” Ivory mengangguk, ia beringsut dari ranjangnya, mengambil handuk yang tersedia di bawah kakinya. Sepertinya handuk ini memang di letakkan di sini sejak awal sebelum Ivory tidur di ranjang ini. Ivory berjalan menuju kamar mandi tanpa menghiraukan Adrian yang mematung di ranjangnya, namun, saat ia hendak memulai langkahnya ia memekik. “Adduhhhh” Ivory merasakan sakit di telapak kakinya. “Kenapa ?” tanya Adrian. Ivory kembali duduk di ranjang empuk itu, sedangkan Adrian duduk di lantai. Satu kaki Ivory bertumpu di paha Adria, adrian melihat ada memar di kaki lembut itu. Adrian menatap wajah Ivory yang nampak begitu kesakitan. Ivory menggigit bibirnya demi menghalau rasa sakit yang mendera nya. Adrian keluar kamar dan saat ia kembali, seorang perempuan usianya sekitar enam puluh tahun, mengikuti dirinya. Sebuah baskom, kapas, handuk kecil sudah ada di tangannya. Adrian mengambil kembali kaki Ivory dan melihat telapak kakinya. “Kaki mu terkena duri, mungkin karena kamu tidak menggunakan alas kaki tadi sewaktu berjalan. “ Adrian bicara sambil melihat kaki mungil itu. Dengan sangat hati-hati Adrian membersihkan kaki tersebut. Ivory meringis kesakitan. “Sabar, tahan sedikit ya, sebentar lagi selesai kok.” Ivory mengangguk, ia sedikit terisak, matanya berair, ia hampir menangis. Sepertinya wanita ini wanita manja itu sebabnya ia menjadi mudah menangis. Kasihan sekali, lalu apa yang membuat ia berjalan di tengah malam seperti kemarin?. Terlalu banyak tanda tanya di hati Adrian tentang gadis ini namun Adrian berusaha menahan semua pertanyaannya demi menjaga agar Ivory merasa tenang dan nyaman. Saat ini yang terpenting adalah rasa nyaman di hati Ivory karena dengan rasa itu ia akan menceritakan semuanya. "Istirahat saja dulu, kaki mu sudah ku bersihkan, biar nanti bibi mengirimkan makanan untuk mu." Ivory takjub, masih ada lelaki baik di dunia ini. Selama ini ia berfikir, semua lelaki itu buruk, seperti juga suaminya, Yoga. Yoga yang dingin, Yoga yang hanya memikirkan nafsunya saja. Yoga yang tidak pernah berlaku lembut padanya. Yoga sangat berbeda dengan Adrian, lelaki tampan dan baik hati. Yang saat ini merawatnya, memberinya rumah tumpangan, hingga membersihkan telapak kakinya. Ivory merasa takjub. "Aku turun dulu, ya." Adrian berpamitan pada Ivory, dan dalam rasa takjubnya ia pun hanya bisa mengangguk. Kemudian menatap punggung Adrian hingga pintu kamar menelannya sampai hilang. Cerita baru sedang terjadi dalam hidup Adrian juga Ivory. Luka yang terhapus semalam benar-benar ingin ia hapus hingga tuntas. Semoga.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN