Ding dong ding dong!
Ding dong ding dong!
Suara alarm di ponsel Shi Hui terus-terusan berteriak nyaring membangunkan sang empunya yang sedang tidur meringkuk dengan nyaman di bawa selimut tebalnya. seperti kebiasaanya selama ini ia sudah menyetel alarmnya untuk berdering setiap lima belas menit sekali tapi telinganya seperti sudah kebal dengan suara teriakan alarm yang belakangan sudah lebih mirip lagu nina bobo di telinganya. Seperti biasa Shi Hui hanya menggeliat sebentar mencari letak ponselnya kemudian menggunakan satu jarinya untuk untuk mematikan bunyi alarm dan kembali melanjutkan tidurnya, sepertinya telinganya sudah sangat kebal oleh suara berisik yang dikeluarkan oleh alarm itu.
Pertarungan sengit antara sang pemilik dengan alarm itu merupakan hal yang terjadi hampir setiap hari, untungnya kamar Shi Hui kedap suara, kalau tidak mungkin ia sudah di protes oleh tetangga-tetangga di sebelah kamarnya karena kericuhan alarm miliknya yang berbunyi setiap lima belas menit sekali.
Barulah ketika sinar matahari perlahan menyusup melalui jendela kamar gadis itu dan menyilaukan matanya ia mengerjap-ngerjapkan matanya menatap ke arah jam di atas meja.
08 :45
Shi Hui mengerjap-ngerjapkan matanya memastikan akalau ia tak salah melihat jam.
“Tian na! Oh tidak!” teriak Shi Hui setelah memastikan dengan seksama bahwa ia tidak salah melihat jam, jarum jam sudah menunjukkan pukul sembilan kurang lima belas menit, ia segera melompat dari tempat tidurnya mengambil handuk dan segera bergegas ke kamar mandi, menyalakan kran wastafel tangan kananya menyikat gigi secepat kilat kemudian tangan satunya lagi membasuh wajahnya dengan beberapa percikan air. Tak sampai sepuluh menit ia sudah siap dengan kemeja berwarna biru navy dan celana jeans kemudian menyabet tas dan berlari keluar ke arah pintu memakai sepatu kets andalannya dalam hitungan sepersekian detik. sebuah keterampilan terlatih sebagai hasil dari tinggal sendiri selama bertahun-tahun.
Dalam sekejap kamar itu berubah menjadi berantakan, handuk di lempar sembarangan diatas kasur,dan baju-baju yang dikeluarkan dari lemari dengan sembarangan. Untungnya Shi Hui bukanlah gadis yang suka berdandan, ia sama sekali tak peduli bila harus keluar dari kamarnya dengan bare face tanpa polesan wajah sedikitpun. Pun saat ia punya banyak waktu untuk bersiap-siap Shi Hui memanglah bukan tipikal gadis yang suka memoles wajahnya, bisa terlihat di meja rias yang ada di dalam kamarnya, bisa dihitung jumlah makeup atau skincare yang ada di sana, hanya beberapa buat lipstick dengan warna natural, sunscreen, bedak, dan parfum.
Semalam ia keasikan menulis artikel untuk diterbitkan di media online hingga tak tahu kalau sudah larut malam, belum lagi setelah bekerja seharian ia tak bisa langsung tidur, matanya selalu terjaga sekalipun tak ada yang dilakukannya, dan hasilnya hampir setiap hari ia harus berperang dengan waktu dikala harus bangun pagi dan berangkat kerja. Shi Hui segera berjalan cepat menuju tempat kerjanya yang berjarak kurang lebih satu kilometer dari tempat ia tinggal, ia berniat menelpon taksi tapi menelpon, memesan, dan memesan taksi juga butuh waktu lama jadi akhirnya ia memilih berlari saja ke kantor.
Shi Hui menghela napas panjang, suara pesan wechat di ponselnya berdenting berkali-kali sebelum akhirnya sebuah panggilan masuk. ia mengangkat telepon itu sambil terus berjalan cepat. Ia berjalan cepat menuruni anak tangga sembari jari-jari tangannya sibuk menyisir rambutnya lalu mengikatnya dengan model kuncir kuda.
“Shi Hui...kau dimana? Bos Ji sudah datang, meeting sudah hampir dimulai” suara Qin Qin di seberang terdengar panik
“Qin QIn….aku bangun kesiangan hu hu huuuu, tolong buatkan alasan secantik mungkin untukku ya, plisss…..”
“Hhhhh Wen Shi hui!!!...Shi Hui kau kebiasaan aku sudah kehabisan stok alasan untukmu.” Suara QIn Qin di sebrang terdengar agak kesal.
“Qin Qin plisssss keluarkan keahlianmu mengarang cerit sekali ini lagi.” Kata Shi hui dengan nada memelas.
“Haole haole aku coba, kau jangan lama-lama yaa…”
“Siap! Qin Qin kau memang yang terbaik, wo ai ni hihihi .”
“brrrrr” terdengar suara bergidik dari seberang telepon sebelum panggilan dimatikan.
Shi Hui semakin mempercepat langkah kakinya, nafasnya terengah-engah.
Lama-lama jika terus seperti ini aku lebih cocok menjadi atlet jalan cepat.
Untungnya Shi Hui mengetahui jalan-jalan tikus untuk sampai ke kantornya dengan lebih cepat, normalnya jika tak terburu-buru Shi Hui tak mau melewati jalan tikus ini, karena seperti namanya jalan itu memang seperti seekor tikus melewati lorong-lorong kecil dan sempit di belakang bangunan-bangunan menjulang tinggi yang lebarnya tak sampai setengah meter ia harus berjalan cepat sembari berhati-hati agar ia tak tergores dinding-dinding luar bangunan yang memiliki permukaan cukup kasar, setelah melewati gang sempit yang memanjang itu Shi Hui tiba di sebuah belokan, tepat di belokan tersebut adalah sebuah jalan besar yang di penuhi oleh pedagang kaki lima yang menjajakan berbagai macam makanan dan minuman. Shi Hui menelan air liurnya, hari ini ia terpaksa harus merelakan sarapannya yang berharga biasanya jika sedang tak terburu-buru seperti sekarang ia pasti akan menyempatkan diri membeli setangkap roti dan degelas kopi hangat yang sangat cocok untuk mengawali hari. Tepat di depan belokan adalah sebuah zebra cross,ia tinggal menyeberangi jalan sebelum sampai tepat di sebuah bangunan empat lantai. Zhenxiang, tempat Shi Hui bekerja sebagai jurnalis selama hampir dua tahun belakangan ini.
***
Bangunan Zhexiang yang terdiri dari empat lantai itu memiliki desain yang cukup kuno dengan tembok bermotif seperti batu-bata merah yang disusun dengan rapi berdiri tegak diantara bangunan-bangunan bertingkat yang menjulang tinggi di sekitarnya meskipun begitu bangunan ini nampak sangat kokoh. Begitu memasuki pintu gerbang kita akan di sambut oleh sebuah pos penjagaan yang berukuran cukup besar, para petugas keamanan gedung itu telah mengenal Shi Hui, jadi mereka hanya tersenyum ramah ketika melihat Shi Hui datang melewati pintu kaca otomatis. lantai 1 bangunan tersebut adalah sebuah lobby,dengan sebuah meja resepsionis besar di bagian depan, sejumlah lukisan dan majalah bertemakan Zhexiang terpajang rapi di sepanjang ruangan itu, Lantai 2 Zhexiang merupakan ruang-ruang yang di gunakan oleh para karyawan untuk meeting. sedangkan lantai tiga dan empat adalah lantai yang menjadi tempat kerja para karyawan, termasuk tempat kerja Shi Hui, meskipun hanya terdiri dari empat lantai namun untungnya gedung empat lantai itu dilengkapi dengan fasilitas lift jadi Shi Hui tak harus bersusah payah naik turun tangga seperti yang harus ia lakukan setiap hari saat meninggalkan dan pulang ke dormnya,. Shi Hui buru-buru masuk ke ruangan rapat dengan mengendap-ngendap, berharap mereka yang sedang serius memperhatikan layar presentasi tidak menyadari kedatangannya. Tapi mustahil mereka tak menyadarinya, sepelan apapun langkah kakinya tetap terdengar, Semua yang ada di ruangan rapat itu menoleh ke arahnya termasuk Bos Jiao!
Jiao Chen, atasanya yang berkepala botak langsung melotot begitu melihat Shi Hui masuk diam-diam kedalam ruangan meeting, membuat SHi Hui siaga menyiapkan telinganya untuk menampung ocehan dari bosnya.
“zao shang hao….” sapa Shi hui dengan nada yang agak terasa awkward.
“Wen Shi Hui, bagaimana apakah urusan mendadak mu sudah selesai? Tanya pria berkaca mata itu sambil memicingkan matanya ke arah Shi Hui. “Bagaimana keadaan kucingnya apakah sudah aman?.” Tanya Jiao Chen dengan nada yang biasa.
“Eh…” Shi Hui melirik ke arah Qin Huiwen, dari kejauhan Qin Qin memberikan isyarat pada Shi hui untuk mengiyakan pertanyaan bos Jiao dan untungnya Shi Hui segera mengerti, gadis itu menyengir kuda, “eh...eh sudah bos aku sudah menyerahkannya pada orang yang mau merawatnya.”
“Baguslah kalau begitu. Kalau begitu ayo kita lanjutkan rapatnya.”
Shi hui menghela napas lega, Tumben sekali hari ini Jiao Chen tak mengoceh sepanjang biasanya, setelahnya rapat berjalan seperti biasa, seputar berita-berita apa saja yang sudah dirilis dan akan dirilis oleh media kabar Zhenxiang.
Zhenxiang awalnya adalah nama media berita online yang fokus pada berita-berita kriminal. meski kantor surat kabar ini ukurannya tak terlalu besar dan tentunya tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan surat kabar People’s Daily atau Southern Metropolitan Daily, namun meski begitu surat kabar ini sudah berdiri hampir dua puluh tahun, dan memiliki pembaca setianya tersendiri. Awalnya Zhenxiang adalah surat kabar yang menerbitkan surat kabar cetak yang khusus memberitakan kasus kriminal, namun mengikuti perkembangan jaman, dalam lima tahun belakangan ini Zhenxiang beralih menjadi bentuk platform online yang juga dinamakan Zhenxiang, masih dengan spesialisasinya yaitu untuk memberikan liputan-liputan berita kriminal. Sudah hampir Lima tahun Shi Hui bekerja menjadi wartawan di tempat ini, meskipun tempat ini kecil tapi pekerjaan Shi Hui tek pernah ada habisnya sama sekali, jauh berbeda dengan kantor surat kabar tempat Shi Hui pernah bekerja selama beberapa tahun di Sydney dimana mereka terbagi menjadi divisi-divisi yang memiliki tugas dan perannya masing-masing, namun di sini Shi Hui benar-benar dituntut untuk menjadi seorang yang multitalent, betapa tidak selain mencari berita seperti wartawan pada umumnya ia juga dituntut untuk melakukan pekerjaan editing, layout dan mengisi platform online, pegawai Zhenxiang memang tak banyak tak sampai tiga puluh orang. Dengan background pendidikan dan pengalaman yang bisa dibilang cukup prestige, Shi Hui mungkin akan dengan mencari pekerjaan di kantor berita yang jauh lebih besar namun hingga saat ini hal itu sama sekali belum pernah terpikirkan olehnya, Shi Hui punya alasan tersendiri untuk bekerja di tempat ini dan lama kelamaan ia merasakan tempat ini sudah seperti rumah keduanya.
“Ngomong-ngomong soal kucing, alasan sakti apa yang kau katakan Boss Jiao? tumben sekali dia tak mengoceh dan mengancam untuk memotong gajiku seperti biasa” Tanya Shi Hui kepada Qin Huiwen tepat setelah rapat usai.
“Aku menggunakan alasan pamungkas, kalau kau terlambat karena menyelamatkan kucing yang terluka di jalan.”
“Wow Qin Qin, kau brilliant, kau tahu saja kalau bos kita itu adalah sosok penyayang kucing.”
”Shi Hui Xiaojie menurutmu berapa kali aku bisa membuat alasan tentang kucing, buku referensi alasanku sudah habis,, ohhh aku sudah kehabisan alasan.”
“Hao le..Hao le Qin Qin aku tak akan membuat otakmu bekerja keras menciptakan alasan untukku lagi saat pagi.””
========
youtiao : dikenal juga dengan donat China. Roti goreng yang terbuat dari tepung terigu ini bentuknya panjang dan berwarna coklat keemasan. Rasanya Pun sedikit asin dan mudah disobek jadi dua bagian.
Zhēnxiàng : nama platform tempat Shi hui bekerja yang berarti kebenaran/ fakta.