… Kamar Gamal., Tubuhnya sudah berbaring nyaman di ranjang. Selimut menutup setengah tubuhnya sampai batas pinggang. Kedua tangannya menyangga bagian kepala, hingga otot di bagian lengannya tampak besar. Matanya mengerjap dan masih menatap langit-langit kamar. Semua kalimat mereka masih terngiang di pikirannya. Selama ini, dia tidak pernah memikirkan masalah sampai sejauh ini. Apalagi dia dan Kencana hanya sebatas teman biasa. Tapi apa yang dialami wanita itu membuat Gamal seperti memiliki kewajiban baru. Entahlah, Gamal tidak paham apa yang sedang dia rasakan. Namun, jelas bahwa dia sangat memikirkan ancaman yang mungkin terjadi sewaktu-waktu. Untuk urusan Embun dan Kencana, dia bisa memikirkan itu dan menyuruh beber