Bab 31

1673 Kata
Kalila melangkahkan kakinya dengan pelan untuk masuk ke dalam salah satu ruangan yang selama beberapa bulan ini sudah tidak asing di dalam ingatannya. Kalila tersenyum ketika seorang pria paruh baya yang duduk di balik komputer menatap Kalila dengan pandangan terkejut. “Kalila?” “Selamat pagi, Paman..” Kata Kalila dengan pelan. Kata dokter Harmono, dia memiliki anak yang seusia Kalila sehingga selama ini dia meminta untuk dipanggil dengan sebutan ‘paman’. Kalila kembali melangkahkan kakinya dengan pelan lalu segera duduk di kursi yang cukup lama tidak dia duduki. Ah, seharusnya Kalila tahu jika dia tidak akan pernah bisa benar-benar sembuh. Bagaimanapun kerasnya Kalila untuk berusaha, Kyra akan selalu datang dan menghancurkan segalanya. “Astaga, kamu lama sekali tidak datang ke sini. Apakah semuanya baik-baik saja?” Kalila tersenyum lalu menggelengkan kepalanya dengan pelan. Haruskah Kalila kembali menceritakan semua ini kepada dokter Harmono? “Kyra kembali.. dia ingin bunuh diri..” Kata Kalila dengan pelan. Kalila masih tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika Kyra sampai mengakhiri hidupnya sendiri. Oh Tuhan, selama ini Kalila tahu jika kehadiran Kyra hanya akan membahayakan dirinya, tapi tentu saja Kalila tidak pernah menyangka jika Kyra akan sejahat ini pada dirinya. Sejak awal, kehadiran Kyra selalu menjadi pelindung untuk Kalila yang lemah, tapi ternyata sekarang justru Kyra yang berusaha memberikan masalah kepada Kalila. “Kalila, tenangkan dirimu dulu. Paman harus benar-benar tahu apa yang sebenarnya terjadi..” Kalila menganggukkan kepalanya dengan pelan. Iya, Kalila tahu jika dia memang harus menceritakan semuanya kepada Harmono. Tapi.. Kalila merasa tida sanggup. Mengingat kehadiran Kyra selalu membuat Kalila kembali mengingat dengan keadaan di masa lalu dimana Kalila selalu mendapatkan perlakuan kasar dari ibunya sendiri. Kalila dihancurkan dengan cara yang begitu menyakitkan. “Kyra datang, Paman. Kita harus segera menghentikan dia..” Kata Kalila dengan pelan. “Menghentikan Kyra adalah hal yang cukup sulit, Kalila. Selama ini kita membiarkan Kyra tetap ada karena dia masih bia dikendalikan. Apakah sekarang dia semakin memburuk?” Tanya Harmono. Kalila menggelengkan kepalanya. Sebenarnya sejak kedatangan Kyra belakangan ini, Kalila sama sekali belum pernah bertemu dengannya. Hanya Revan saja yang bertemu dengan Kyra. Kalila sama sekali tidak tahu sudah sejauh mana kehadiran Kyra kali ini. “Apakah kamu sudah mencoba bicara dengannya? Kalila, sejak awal kamu datang, Paman selalu mengatakan hal yang sama padamu.. Kyra hanya bisa dihentikan oleh kamu saja. Dia hanya akan berhenti jika dirinya mau berhenti. Jadi, sebaiknya kamu mencoba untuk bicara dengannya, Kalila..” Kata Harmono. Kalila selalu mencoba untuk berbicara baik-baik dengan Kyra setiap kali Kyra datang. Kalila mencoba berbagai macam cara agar Kayra tetap bisa dikendalikan. Kalila tidak bisa membiarkan Kyra musnah, jadi Kalila mencoba untuk selalu mengendalikan Kyra. Sayangnya, berbicara dengan Kyra tidak semudah yang Kalila bayangkan. Kyra itu sulit diatur, Kalila tidak akan sanggup mengendalikan dia. “Selama ini Paman selalu memberikan pilihan padamu, sebelum semakin parah, Kyra harus segera dimusnahkan, tapi kamu menolak hal itu hingga satu-satunya pilihan yang tersisa adalah mengendalikan Kyra. Kendalikan dia Kalila, hanya kamu yang bisa melakukan ini” Kata Harmono. Kalila menghembuskan napasnya dengan pelan. Benar, Kalila memang selalu menolak jika semua orang mengatakan padanya untuk memusnahkan Kyra agar dia tidak lagi mengganggu kehidupan Kalila. Tapi bagaimana mungkin hal itu bia terjadi? Kyra adalah sebagian dari diri Kalila, bagaimana mungkin Kalila akan memusnahkan Kyra? “Kyra sekarang bisa saja semakin kuat, dia bisa saja mencoba untuk mencelakai kamu, Kalila..” Kata Harmono. Kalila ingat beberapa tahun yang lalu, di malam yang cukup menyakitkan karena saat itu Kalila baru saja mendapatkan banyak pukulan keras dari ibunya sendiri, malam itu Kyra datang. Kalila pikir Kyra mulai berbalik arah dan akan memberikan batuan kepada Kalila, tapi ternyata tidak. Kyra datang untuk melampiaskan amarahnya. Kyra malah lebih menghancurkan Kalila. Iya, akhirnya, malam itu Kalila meringkuk sendirian, menangis di bawah ranjang tidurnya, Kalila merasa jika tubuhnya akan segera hancur jika saat itu Kyra tidak menghentikan semuanya. Sekarang, sejak Kalila tinggal bersama dengan Kenzo dan Ilora, Kyra memang jarang muncul dan menyakiti dirinya. Beberapa bulan yang lalu, Kyra masih datang dan mencoba mencelakai Kalila, tapi semua itu tidak berhasil. Kalila masih mencoba untuk menghentikan Kyra karena Kalila memang tidak ingin kehilangan sebagian dirinya lain. “Apakah masih ada cara yang lain? Selama ini Kyra sudah tidak datang padaku, dia mungkin sudah mulai melupakan aku..” Kata Kalila dengan pelan. Harmono menatap Kalila dengan pandangan iba. Sepertinya memang tidak ada cara lain. Jika Kalila ingin menghentikan segala hal tentang Kyra, maka Kalila harus menghancurkannya, Kalila harus memusnahkannya. Itu adalah hal yang tidak mungkin untuk dilakukan, tapi tetap harus dicoba. *** “Bagaimana kata dokter Harmono, Kalila?” Tanya Ilora sambil menolehkan kepalanya kepada Kalila. Konsultasi yang Kalila lakukan dengan dokter Harmono memang sudah selesai sejak setengah jam yang lalu, tapi sama seperti biasanya, Kenzo dan Ilora akan masuk ke dalam ruangan dokter Harmono dan mendengarkan bagaimana kondisi Kalila. “Masih sama..” Jawab Kalila dengan pelan. “Kalila.. kenapa kali ini kita tidak mengikuti saja saran dokter Harmono? Kyra bisa saja semakin berbahaya untuk kamu..” Kata Kenzo. Kalila tahu dengan benar jika sejak awal mendengarkan saran dari dokter Harmono, kedua kakaknya itu langsung mengambil keputusan untuk menyelamatkan Kalila dan membuang Kyra. Kalila menghembuskan napasnya dengan pelan. Tidak, bagaimana mungkin Kalila melakukan ini pada Kyra? Kalila sering merasa jika dialah yang tidak pantas hidup. Kyra memang kejam, tapi mungkin saja takdir mengatakan jika Kyra jauh lebih berhak atas kehidupan dibanding dengan Kalila yang lemah. Dulu saat masih tinggal di rumah ibunya, Kyra sering mengatakan kepada Kalila ketika Kalila sedang terbaring dengan keadaan sekarat. Kata Kyra, kehidupan ini sama sekali tidak cocok untuk manusia lemah dan naif seperti Kalila. Iya, mungkin itu memang benar adanya karena sesungguhnya Kyra jauh lebih kuat dibandingkan dengan Kalila. “Kak, apakah kakak pernah menyayangi Kyra?” Tanya Kalila dengan pelan. Kalila tahu jika ini adalah pertanyaan bodoh, bahkan mungkin Kenzo akan marah pada Kalila ketika mendengarnya. Kalila kadang bertanya-tanya pada dirinya, ada banyak orang yang mengatakan agar Kyra dihancurkan, dimusnahkan begitu saja.. tapi, apakah benar-benar tidak ada satupun orang yang menyayangi Kyra? Sepanjang hidup bersama dengan Kyra, Kalila tahu benar jika Kyra adalah sosok yang penuh dengan kerinduan akan kasih sayang. Dia adalah gambaran dari Kalila yang selalu sendirian. Kyra kesepian.. Di tengah keadaan yang semakin kacau, akhirnya Kalila menemukan Kenzo dan Ilora, tapi bagaimana dengan Kyra? Siapa yang dia temukan? Kalila sekarang mulai merasakan kehidupan yang menyenangkan. Kalila pergi kuliah, dia menemukan teman yang cukup banyak, dia juga suka bergurau dengan Revan dan Dipta. Tapi bagaimana dengan Kyra? Apa yang akan dia lakukan? Dia terus sendirian sepanjang waktu tanpa tahu akhir dari semua kisah rumit dan menyakitkan ini. Kalila sekarang sedang duduk di dalam mobil, dia dalam perjalanan pulang bersama dengan kedua kakaknya, tapi bagaimana dengan Kyra? Dia ada di mana saat Kalila sedang berbincang dengan kakaknya? Bagaimana mungkin selama ini Kyra bertahan dalam setiap rasa sakit yang seharusnya Kalila tanggung seorang diri? Benar, dia memang anak yang lemah, dia sering membiarkan Kyra mendapatkan banyak pukulan dari ibunya. Kalila sering bersembunyi dan membiarkan menanggung hukuman dari kesalahan yang Kalila lakukan. Selama ini Kyra menerima semua itu, tapi saat Kalila menemukan kedua kakaknya, Kalila kembali meninggalkan Kyra. Kalila membiarkan Kyra hidup tanpa arah dan tanpa rumah. Kalila tidak pernah peduli bagaimana perasaan Kyra yang selama ini telah melindungi dirinya. Kalila pergi begitu saja dan sekarang dia malah sedang membicarakan upaya untuk menyingkirkan Kyra. Apakah sekarang Kalila sudah seperti orang jahat? “Kalila, pertanyaan macam apa itu?” Tanya Kenzo. Kalila menghembuskan napasnya dengan pelan. “Kak, aku sekarang hidup dengan baik, tapi apakah kakak pernah membayangkan kehidupan Kyra? Dia sering mendapatkan pukulan dari Mama karena aku tidak berani menghadapi kesalahanku sendiri. Dia sering menyelamatkan aku sekalipun akhirnya dia tetap melampiaskan kemarahannya kepadaku” Kata Kalila. Kyra dan segala hal buruk yang harus dia terima karena kesalahan besar yang Kalila lakukan di masa lalu. Kalila sering ketakutan, Kalila sering lari dari hukuman yang akan diberikan oleh ibunya, tapi tidak dengan Kyra. Kyra seakan hadir di dunia ini hanya untuk mendapatkan perlakuan kasar dari ibunya. Kyra hadir untuk selalu menyelamatkan Kalila. “Kalila, dengarkan kakak baik-baik. Sejak awal, kehadiran Kyra adalah sebuah kesalahan. Dia seharusnya tidak ada di dunia ini..” Kata Kenzo dengan pelan. Satu demi satu penolakan yang harus Kyra terima semakin membuat hatinya mengeras. Kalila tahu jika ini tidak adil untuk Kyra, tapi Kalila sendiri tidak sanggup melakukan apapun. Sama seperti semua orang yang tahu kenyataan tentang dirinya, Kalila juga sering menyangkal keberadaan Kyra. Kalila sering berharap agar Kalila menghilang tanpa pernah kembali lagi untuk mengganggu dirinya. Tapi Kalila tidak bisa melakukan apapun. Pada kenyataannya, Kyra memang nyata di dunia ini. Kyra yang tidak akan pernah bisa dilepaskan dari Kalila dan begitu juga sebaiknya. “Kenzo..” Kata Ilora. “Ilora, kita harus tegas dalam menghadapi masalah ini. Kalila tidak bisa terus-menerus dibayang-bayangi oleh Kyra. Mereka punya sifat yang sangat berbeda, bagaimana jika Kyra melakukan hal gila dan Kalila yang harus menerima akibatnya? Bagaimana, Ilora?” “Aku mengerti, tapi tolong jangan bicara seperti itu kepada Kalila..” Kata Ilora dengan tenang. Kalila mengusap air matanya yang turun dengan perlahan. Sampai kapan semua ini akan terjadi? “Kak, jika kita menghancurkan Kyra, bagaimana jika aku yang malah ikut hancur?” Tanya Kalila dengan pelan. “Itu tidak akan terjadi, Kalila. Jangan khawatir. Kyra sangat berbahaya, sudah berapa kali dia mencoba untuk membunuhmu? Jangan terus memikirkan dia, Kalila. Pikirkan juga perasaanmu, perasaan Kakak.. kakak mencarimu selama belasan tahun, kamu pikir kakak akan rela jika sekarang Kyra yang mencoba menyakitimu? Tidak, Kalila..” Kata Kenzo. Kalila kembali mengusap air matanya. Semua ini memang sangat sulit bagi Kalila. Benar, Kyra memang sering datang untuk mencoba membunuh Kalila, tapi Kalila tetap saja berusaha mempertahankan Kyra hanya karena Kalila merasa tidak pantas untuk hidup. “Kamu punya Kakak. Kamu sekarang punya teman, punya Revan dan Dipta sebagai teman dekatmu. Coba pikirkan juga kami semua, Kalila..” Kata Ilora dengan pelan. “Apakah aku memang harus menghancurkan Kyra, Kak?” Tanya Kalila. “Iya, sayang. Harus.” Jika benar begitu, maka Kalila akan segera kehilangan sebagian dari dirinya.      
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN