Satya memutuskan untuk menginap di Vila yang Ayunda tempati, dengan beralasan tubuhnya masih sangat lemas. Ayunda pun membiarkan Satya berbuat semaunya, karena percuma saja jika meladeni orang keras kepala seperti Satya. "Mama.." "Apa Sayang?" Ayunda masih fokus dengan piring yang hendak ia isi oleh nasi dan lauk pauknya. Untuk siapa? Tentu saja untuk Fela, putrinya itu. Fela mendekat kepada Ayunda. Menatap Ayunda begitu dalam, "Ma..Ayah belum makan. Makanan Ela buat ayah saja." Pergerakan tangan Ayunda yang begitu semangat menyiapkan makanan untuk Fela pun terhenti. Ia menatap putrinya dengan tatapan tak percaya. Kemudian mengangguk mengerti dengan maksud Fela. "Ini.." "...." Fela menggeleng. "Ini untuk Fela. Habis ini mama ambilkan yang untuk ayah Fela." Seketika itu juga se