Malam harinya, selepas acara tahlil. Satya baru bisa menemui Ayunda setelah seharian ia ikut membantu serangkaian acara yang akan digelar dalam rangka mendo'akan kepergian almarhum. Memasuki kamar, Satya melihat Ayunda tengah mengusap rambut Fela yang tengah tertidur nyaman di sampingnya. Sementara Ayunda masih tetap terjaga dengan menyenderkan kepalanya di ujung ranjang. "Ay, makan dulu." Satya kebetulan tengah membawa nasi dan juga lauk-pauk yang ia bawa di nampan tersebut. Ayunda menggeleng tanpa menatapnya. Sudah dapat Satya duga jika Ayunda akan menolaknya. Menolak untuk makan. Meski tadi siang, dengan paksaan ibu. Ayunda mau untuk makan meski hanya dua suap. Ibu hamil yang satu itu, tengah terguncang batinnya akibat kepergian sang ayah. Lelaki terhebat dalam hidupnya.