CHAPTER: 1

607 Kata
Kau dua orang yang berbeda dalam satu raga. Malam kau penyelamat dan paginya kau penghancur ~Penyelamat & Penghancur~ Peringatan! Jangan terlalu berharap lebih pada cerita ini karena ini hanya keisengan aku saat boring. Vote dan komennya ditunggu Tere terbangun dari tidurnya saat cahaya matahari yang silau menembus gorden kamarnya. Tere duduk sambil merenggangkan tangannya dan Tere merasa tubuhnya sakit semua dan pegal. Tere menggerakkan kepalanya ke kanan dan kiri. Dia tidak sadar bahwa sekarang dirinya tidak berpakaian dan selimut di tubuhnya melorot menampilkan sesuatu yang harusnya tak terlihat. "Pagi." Tubuh Tere langsung menegang saat mendengar suara bariton dari sampingnya. Tere diam berusaha mengingat kejadian semalam lalu otaknya berpikir keras berusaha mengingat apa yang terjadi terakhir kali. Gerald mencapur obat perangsang dalam minumannya lalu berniat memperkosanya dan Tere pun meminta bantuan pada pria yang dia tabrak lalu baku hantam terjadi. Tere mencium pria itu dan setelahnya Tere lupa. Tere menundukkan kepalanya ke bawah, tangannya langsung menarik selimut yang melorot itu untuk menutupi seluruh tubuhnya. Air mata tanpa permisi mengalir di kedua pipinya saat dia melihat bercak merah di sprei putih ini. "Maaf, kejadian semalam sungguh aku menyesal," ucap Arya yang berjalan ke arah Tere. "Hiks hiks hiks." "Aku tidak berniat merusakmu semalam, semua itu terjadi juga di bawah alam sadar ku, tolong maafkan aku," ucap Arya mengulurkan tangannya ingin menghapus air mata Tere namun Tere beringsut mundur seolah jijik berdekatan dengan Arya. "Kau pria b***t, kau merusak masa depanku, impianku, cita-citaku, dan semua perjuanganku kandas hanya dalam satu malam, dasar b******n!" Teriak Tere setelah mengumpulkan seluruh kekuatannya. Arya hanya bisa menatap sendu wanita cantik di depannya ini. Arya akui dirinya bukan lah pria baik-baik. Arya pun sering bermain wanita namun ia tidak pernah memaksakan kehendaknya terhadap wanita selalu saja wanita yang memintanya untuk mendapatkan kenikmatan dan uang. Kalau Arya mengulang kejadian semalam sebenarnya Tere yang memintanya namun di bawah alam sadar wanita itu. Arya merasa bersalah karena sudah memanfaatkan Tere yang tidak sadarkan diri. "Aku akan bertanggung jawab." "Cih... Aku tidak sudi menikah dengan pria b******k seperti dirimu!" Teriak Tere. Setiap Tere berbicara dengan pria ini entah kenapa darah Tere mendidih yang menyebabkan dirinya terus berteriak. "Ta.... Tapi semalam aku mengambil ke...." Tere menoleh ke arah Arya dengan tatapan sinisnya membuat Arya hanya diam tidak melanjutkan ucapannya. "Bukankah di zaman sekarang keperawanan sudah tidak penting. Anggap saja keperawananku adalah bayaran atas pertolonganmu semalam. Pria sepertimu pasti sangat senang bisa mendapat ikan segar seperti diriku," ucap Tere dengan nada mengejek apalagi tatapannya yang terang-terangan merendahkan Arya. Inilah seorang Teresa Queenera, gadis oh bukan gadis melainkan perempuan muda yang selalu berkata pedas dan menyakitkan, selalu menatap tajam atau sinis siapa pun yang baru ia kenal, dan pribadi yang dingin dan tak tersentuh. Bukan tanpa alasan Tere menjadi perempuan tak berhati. Hidup sebatang kara di kerasnya ibu kota yang konon katanya 'lebih kejam dari ibu itu' membuat Tere tumbuh menjadi perempuan tak berhati dan dingin. Di sekolah dia hanya punya dua teman yaitu Tasya dan Lily. "Ini kartu namaku kalau kau butuh sesuatu bisa.... "Sreettt" Ucapan Arya terhenti saat Tere merobek kartu nama yang disodorkan Arya dengan sadisnya bahkan tak ada raut bersalah dari wajah wanita di depannya. Tere memajukan wajahnya ke wajah Arya lalu menatap tajam Arya dengan manik mata cokelat madu. Keduanya saling menatap dan mendalami mata masing-masing. Arya bisa melihat ada rasa sakit di manik cokelat madu itu namun yang membuatnya kagum adalah ketegaran dan kekuatan yang terpancar di mata indah itu. "Ini hanya hubungan satu malam. Kau dan aku adalah orang asing. Bahkan kalau ajal menjemputku sekali pun aku tidak akan pernah menghubungimu lagi. Jadi, menjauh lah dari hidupku dan lupakan bahwa kau dan aku pernah bertemu!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN