"Baguslah, akhirnya kamu bangun. Kamu hampir saja membuatku jantungan!" Dio hanya tersenyum mendengar ucapan yang keluar dari mulut Langit. Begitu juga dengan Langit yang tampak tersenyum karena melihat Dio tersenyum. Tapi tak lama kemudian senyum indah Langit menghilang dan berganti dengan ekspresi wajah datarnya. Sorot matanya pun kini terlihat sangat mengintimidasi. Tak! Dengan tangannya yang kuat, Langit menoyor kepala Dio dengan cukup keras hingga ia terjungkal ke belakang. Dio pun langsung mengerang kesakitan sambil memegangi kepalanya. "Aduh ... sakit ...." Dengan ekspresi yang masih datar, pria tampan yang pemarah itu hanya menatap diam ke arah adiknya yang kini sedang kesakitan karena ulahnya tersebut. "Kenapa Kakak menoyor kepalaku?" tanya Dio. Dan Langit menjawab, "Kamu