17. KILAS BALIK 1

1649 Kata

Pintu kamar Dio terbuka, menampakkan wajah tampan Langit yang berekspresi datar. Ia sudah tampak rapi dengan baju rumahannya yang modis. Sepertinya ia tidak bekerja hari ini. Langit melangkahkan kakinya perlahan menghampiri Dio. Kasur Dio sedikit bergerak saat sosok bertubuh kekar dan jangkung itu duduk di pinggirannya. Ia pun kini menatap lekat-lekat wajah tenang dan damai Dio yang masih tertidur. Tangannya secara perlahan bergerak menyentuh pipi tembam Dio yang terasa empuk dan juga hangat. "Syukurlah," ucap Langit pelan. "Kamu masih hidup," lanjutnya. Tanpa ia sendiri sadari, sebuah senyum tipis menghiasi wajahnya. "Kakak sangat senang kamu ada di sini." Langit terus menatap Dio dengan tatapan yang teduh. "Tapi sayang ... ada satu hal yang Kakak benci darimu." Tatapannya tiba-tiba

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN