6

1515 Kata
Hari ini guru lagi ngerapatin untuk ujian tengah semester ganjil jadi semua kelas bebas termasuk kelas XII-2 IPS alias kelasnya Raina dan Billy . Detik kemudian Billy udah ngilang bersama kedua temennya ke kantin . Raina hanya mengedikan bahunya ketika mereka pergi dan mengajak Kanya untuk ke kantin juga karena kebetulan banget ia belum sempet sarapan tadi pagi jadi laper . Kanya memesankan dua mangkuk bakso dan dua gelas es jeruk . Raina melihat disekeliling kantin gak ada muncul si Billy . Mungkin mereka di taman belakang . " Enak ya bebas kelasnya ." Ucap Devan yang langsung mengambil tempat duduk disamping Raina sambil membawa sepiring batagor plus es teh manis di tangan satunya . Raina hanya mengangguk kemudian mulai menyantap baksonya . Sesekali Devan mengajak Raina ngobrol seputar tugas OSISnya dan Raina hanya menanggapi seperlunya . Kanya yang merasa ada keanehan diantara mereka memilih untuk diam . Karena ia hanya kenal Raina waktu masuk SMA , walaupun katanya Devan adalah mantannya waktu SD yang bisa dibilang terlalu kecil juga sih kalo dianggep pacar , selebihnya Raina gak pernah cerita apa-apa soal Devan . " Lo kok jadi dingin gini Na ? Padahal waktu SD petakilan banget ." Kanya melotot gak percaya kemudian menatap kearah Raina . Raina hanya meliriknya sebagai isyarat untuk diem dan gak nanya macem-macem . Kanya akhirnya diem sesuai permintaan sahabatnya itu . " Gapapa ." " Takdir lucu ya Na . Padahal lo pindah waktu SMP ke bandung tapi kita ketemu lagi di SMA . Jangan-jangan lo...." " Lo jodohnya Billy Na ." Sahut Glen sambil menahan sakit karena disikut sama Billy biar ngomong apa yang dia suruh tadi . Padahal Billy dkk baru masuk ke kantin setelah dari taman belakang karena laper eh Billy malah nemuin ceweknya diajak ngobrol sama sang mantan . Jadilah ide isengnya muncul dengan memanfaatkan Glen tentunya . " Yup bener Glen . " Raina memutar bola matanya melihat kekonyolan Billy dan sahabat-sahabatnya itu sementara Devan memilih untuk diam . Billy muncul disaat yang tepat . Billy menggeser posisi Devan sehingga ia sekarang duduk tepat diantara Devan dan Raina. " Mau dong suapin yang . Aaaaa ." Ia malah membuka mulutnya . Bukannya menyuapi bakso ke mulut Billy , Raina malah membekap mulut cowok itu dengan tangan kirinya kemudian menyantap baksonya kembali . " Raina jahat !" Ucap Billy setelah melepaskan bekalan tangan Raina dari mulutnya . Kanya , Glen dan Ryan malah cekikikan sementara Devan mulai geram karena Billy membuatnya kepanasan . " Na . Kamu kok makan bareng mantan sih ? Aku cemburu loh ." Ucap Billy secara terang-terangan sambil menatap Devan , cowok itu menatapnya balik dengan tatapan datar . " Berisik lo ah . Ganggu gue aja ." Ucap Raina yang merasa sarapan terlambatnya terganggu oleh pacarnya sendiri . " Tuh tadi Devan yang ajak ngomong gak keganggu masa sama pacar sendiri keganggu ." Billy mencebikkan bibirnya bikin Glen dan Ryan ingin sekali menarik bibir sahabat mereka itu sampe panjang . " Iya kan Devan mantan terindah aku sayang . Bahkan aku lebih sayang sama dia dibanding kamu ." Ucap Ryan dengan menirukan suara cewek dengan gaya menjijikan . " Jadi gitu Na ? Oke kamu pilih siapa sekarang ?" Ucap Billy dengan tatapan sok serius ke Raina . " Berisik !" Raina langsung beranjak dari kursinya dan menuju ke bang mamat penjual bakso ." Mending gue pilih bang mamat , kenyang dikasih makan bakso terus ." Ucapnya sambil melirik sinis ke Billy kemudian mengajak Kanya yang daritadi cekikikan itu untuk pergi dari kantin sebelum emosinya memuncak . Billy memasang tampang sok patah hati sambil ngeliatin bang mamat yang malah cengengesan ." apa bang ? Seneng ya dipilih sama Raina sayangnya gue ? Sadar bang anak bini nungguin dirumah !" Ucapnya kemudian pergi diikuti Ryan dan Glen yang daritadi ketawa terus tapi kasian juga ngeliat bang mamat kena getahnya . " Loh jadi saya yang diomelin ." Ucap Bang Mamat sambil membetulkan topinya . Devan masih diam ditempatnya sambil menatap punggung Raina yang semakin menjauh . Bahkan untuk dekat sekedar teman pun Raina seakan gak terjangkau . Tapi kenapa cowok slengean kayak Billy malah bisa ngedapetin hati Raina ? ..... Raina duduk dengan alas kardus di rooftop gedung sekolahnya . Ia menemukan tempat ini waktu pertama kali ke sekolah dan itu juga karena iseng ngikutin Billy . Ternyata ada tempat bagus untuk menyendiri disekolah ini dibanding perpustakaan atau taman yang pastinya rame . Raina mengeluarkan laptopnya dan mulai mengetik sesuatu disana . Ia mulai terbawa oleh dunia yang ia buat sendiri . Ia memang hoby nulis n****+ . Salah satu impiannya adalah menjadi penulis n****+ seperti Tere Liye . " Gue cariin ternyata malah disini . Untung cuma kita yang tau tempat ini ya selain OB ." Ucap Billy yang tau-tau duduk disamping Raina sambil mengeluarkan sketchbook yang selalu ia bawa kalo ke tempat ini . Beda dengan Raina yang hoby nulis , kalo Billy ini hoby menggambar apa saja tapi lebih sering rumah atau sketsa wajah . Beberapa kali Billy udah menggambar sketsa wajah Raina diam-diam , tapi Raina tau juga akhirnya dan gak marah karena gambar Billy gak jelek-jelek banget menurutnya . Malah bagus . Apalagi cara Billy menggambar keliatan sangat yakin dan gak ragu-ragu untuk mencoret pensil diatas kertasnya . Raina melirik Billy yang mulai mencoret-coret di sketchbooknya . Cowok itu keliatan sangat serius kalo lagi ngegambar . Beda kalo dia lagi pecicilan rasanya pengen banget dipites kalo aja badannya Billy lebih kecil darinya . " Baru nyadar gue ganteng ya Na ?" Tanya Billy yang mengetahui sedari tadi cewek disampingnya ini gak kedip ngeliat kearahnya , ia nyengir begitu melihat Raina berdecih dan kembali mengerjakan novelnya . " Eh inget gak sih dulu pertama kita ketemu disini ?" Ia tiba-tiba berhenti menulis dan merubah posisi duduknya menghadap Raina . Raina hanya bergumam . " Eh tapi itu pertemuan kedua kita deng . Kan kita pertama kali ketemu di deket rumah lo ya . Waktu lo dikejar anjing buldog ." Billy terkekeh mengingat bagaimana lucunya wajah ketakutan Raina yang bersembunyi dibelakangnya karena dikejar anjing buldog tetangga mereka yang terkenal suka iseng itu . Raina berdecak kesal karena Billy mengingatkannya soal masa lalunya yang memalukan itu . Flashback on " Please tolongin gue ! Itu anjingnya ngejar gue mulu ." Ucap Raina dengan napas terengah-engah sambil berdiri dibelakang cowok yang ia temui di jalan . Siapapun itu asal orang itu bisa menyelamatkannya dari kejaran anjing buldog s****n itu akan Raina lakuin walaupun harus memohon . Cowok berambut coklat gelap itu malah menutupi hidungnya dengan tangan tapi kemudian mengusir anjing itu untuk pergi . Tidak sulit karena ia tau kelemahan anjing itu , yaitu melempar sebuah kayu kecil kearah rumah pemiliknya . Begitu anjing itu masuk sana , cowok itu menutup pintunya seakan ia pemilik rumah itu . Tapi kemudian cowok itu bersin-bersin . " Itu kok anjingnya nurut sama lo ? Dia punya lo ya ?" Cowok itu menggeleng . " Punya tetangga gue . Lo lagian dikejar anjing aja malah lari bukannya jongkok ." Raina memutar bola matanya ." Gue jongkok yang ada malah digigit ! Gak percaya gue sama yang bilang kalo dikejar anjing itu mesti jongkok ." Cowok itu balik memutar bola matanya ." Lo gak akan tau kalo gak nyoba ." Raina menggeleng cepat ." Gue gak mau ambil resiko . Emang dasar anjing s****n ." Umpatnya bikin cowok didepannya tertawa kemudian bersin kembali . " Gue alergi bulu anjing . Dasar anjing ." Umpat cowok itu sambil menatap anjing buldog yang kepalanya nongol diantara pager rumahnya itu . Raina agak was-was juga kalo misalnya anjing itu berhasil nyelos dari pager rumahnya tapi gak mungkin sih karena badan anjing itu gede banget . " Itu kan emang anjing . Masa lo katain anjing ." " Lah bener kan gue bilang anjing ." " Suka-suka lo deh ." Raina akhirnya menyerah . " Yaudah thanks ya ." " Eh imbalannya mana ?" Cowok itu mengulurkan tangannya seperti minta sesuatu . Raina hanya menaikan alisnya gak mengerti , masa iya cowok ini beneran minta imbalan karena sudah menolongnya ? Tapi pikiran Raina langsung terjawab karena cowok itu menarik tangannya kearah tangan cowok itu kemudian berjabatan ." Gue Billy . Cowok terganteng di komplek ini ." Ia malah nyengir memperlihatkan deretan giginya yang rapih . Raina terkekeh ." Gue Raina . Baru pindah kesini . Beruntung dong gue ya ketemu cowok ganteng ." Ucapnya dengan menekankan kata cowok ganteng bikin Billy menaik-naikkan alisnya dengan gaya tengil . Cowok itu udah berhenti bersin walaupun hidungnya memerah . Satu yang berkesan bagi Raina , Billy tengil Flashback off " Muka lo lucu waktu itu sumpah harusnya gue abadikan ya ? Atau gue gambar aja ya ?" Billy tertawa mengingat gimana wajah Raina saat itu . " Lo harusnya inget gimana tampang lo yang bersin-bersin mulu gara-gara bulu anjing ." Raina mencebikkan bibirnya karena sebel digodain sama Billy terus . " Gapapa kali aja itu yang bikin lo kepincut sama gue dan nerima gue ya ." Billy malah cengengesan . Raina mendengus sebal . " Na . Percaya takdir gak ?"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN