“Abang kenapa nggak bangunin aku tadi malam? Abang gendong aku ya?” Tanya Keisya saat ia baru saja keluar dari kamar dan Sean sudah duduk sarapan. Ia baru saja selesai mandi, handuk masih melekat di kepalanya karena ia baru keramas. Keisya duduk di depan Sean dan meminum segelas air yang sudah tersedia di sana. “Kamu tidurnya enak banget, Abang nggak tega bangunin dan buat kamu susah tidur lagi nanti. Jadi Abang gendong aja biar aman.” “Tapi kenapa aku nggak ngerasa ya, Abang bisa gendong aku sampai ke kamar? Gimana caranya? Buka pintu siapa?” “Ada satpam yang bantuin, Abang gendong kamu dia yang tutup mobil sama bukain pintu buat kita.” Keisya memajukan bibirnya. “Aku jadi malu deh, pasti nanti satpamnya bak—” “Enggak, dia nggak akan ngeledek kamu tenang aja.” “Aku pasti beratkan? A