4

1313 Kata
"Leandra, kau perlu istriahat." Alice menatap Leandra khawatir. Sudah tiga hari berlalu dan Leandra bekerja tanpa henti. Wanita itu mempercepat segalanya. Alice pikir Leandra mungkin sedang ingin mengalihkan kesedihannya karena kepergian Xaviera dengan menyibukan diri dalam pekerjaan. Beberapa pekerjaan yang seharusnya dikerjakan dalam beberapa hari ke depan, dikerjakan oleh Leandra lebih cepat. Jadwal pemotretan, jadwal syuting, Leandra meminta Alice untuk mengaturnya ulang. Leandra berpindah-pindah tempat entah berapa kali dalam sehari. Wanita itu tampak seperti orang yang gila bekerja. "Aku akan mengambil libur selama satu minggu ke depan, jadi aku harus menyelesaikan semua pekerjaan dalam minggu-minggu ini," seru Leandra. "Kau ingin libur? Kenapa kau tidak mengatakannya? Aku bisa mengatur ulang jadwal pekerjaanmu tanpa kau harus bekerja seperti robot, Leandra." "Aku tidak ingin membuat orang lain menungguku," seru Leandra. Daripada memundurkan, Leandra lebih suka memajukan jadwal kerjanya. Sekarang yang tersisa hanya dua pekerjaan lagi. Besok Leandra akan menjadi model utama untuk peragaan perhiasan, hari berikutnya ia akan terbang ke Paris untuk menjadi model di Angels Fashion Show, sebuah peragaan untuk pakaian dalam mewah. Leandra merupakan model di bawah kontrak merk pakaian dalam tersebut. "Apakah kau akan pergi berlibur?" tanya Alice. "Ya." "Ke mana?" "California." "Aku akan menemanimu." "Aku akan pergi sendiri." Leandra melihat ke luar jendela mobilnya yang saat ini dikemudikan oleh Alice. Alice menatap Leandra sejenak. Ia khawatir pada Leandra, tapi ia juga tidak bisa memaksa agar Leandra mengizinkannya ikut. Sepertinya Leandra benar-benar membutuhkan waktu untuk menenangkan dirinya. Melihat Leandra yang bekerja seperti orang gila membuat Alice cemas, liburan memang dibutuhkan oleh Leandra. Ia yakin Leandra tidak akan melakukan hal bodoh di sana. Namun, apa yang Alice pikirkan berbanding terbalik dengan alasan sebenarnya kenapa Leandra ingin pergi ke California. Wanita itu bukan ingin berlibur, tapi menjalankan misi balas dendamnya pada Adelard. Berdasarkan detektif swasta yang dibayar oleh Leandra, Adelard akan pergi ke California untuk sebuah pameran seni. Leandra ingin membuat sebuah pertemuan yang tidak disengaja dengan Adelard. Kemudian ia ingin membuat Adelard tidak bisa melupakannya dalam pertemuan mereka nanti. Model bergantian berjalan di panggung catwalk memperagakan koleksi terbaru Angels. Setiap gerak gerik para model diabadikan oleh banyak kamera yang terarah pada mereka. Reporter berbaris, mengabadikan fashion show kelas dunia itu. Entah itu busana yang mereka kenakan atau tubuh sempurna para model, semuanya tampak luar biasa. Panggung yang didekorasi dengan elegan dan nyaman. Peragaan busana kali ini akan menjadi salah satu yang terbaik yang pernah Angels selenggarakan. Para tamu VIP terus melihat ke model di runway. Kali ini semua mata tidak bisa mengalihkan pandangan mereka sejak Leandra keluar dengan pakaian dalam berwarna putih, di belakang tubuhnya terdapat sayap yang membentang. Leandra tampak seperti malaikat. Wanita itu benar-benar cantik dan memukau. Ia bersinar, seolah seluruh cahaya disedot olehnya. Para laki-laki tercengang melihatnya, sedangkan wanita merasa cemburu pada Leandra. Dengan langkah pasti Leandra berjalan di atas catwalk, dagunya terangkat, matanya terlihat tajam. Kepercayaannya dirinya sangat tinggi. Seperti biasanya, Leandra menaklukan fashion show. Tidak salah jika ia menjadi supermodel dengan bayaran tertinggi di dunia. Leandra mengawali karirnya ketika usianya masih belasan tahun, terhitung sudah lebih dari 10 tahun ia menggeluti dunia yang telah membesarkan namanya. Telah ratusan sampul dan brand yang mempercayai Leandra sebagai modelnya. Entah sudah berapa runway desainer dunia yang ia pijaki. Saat Leandra sampai di bagian depan panggung catwalk tanpa sengaja ia melihat sosok yang sangat ia kenali juga ia benci duduk di barisan tamu VIP. Hanya sekejap, ia mengalihkan pandangannya. Ia terus melangkah dengan tenang tanpa terganggu sedikit pun. Selanjutnya Leandra kembali ke backstage. Alice segera menghampiri Leandra. Peragaan busana itu selesai sesuai dengan waktu yang dijadwalkan. Semuanya berjalan dengan sangat baik. Setiap tamu yang datang ke acara itu tidak akan bisa melupakan peragaan busana itu dalam waktu singkat. Leandra telah mengganti pakaiannya. Wanita itu megenakan dress ketat berwarna hitam yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang sempurna. "Aku akan kembali ke hotel. Kau tetap di sini mewakili aku untuk makan malam dengan yang lainnya," seru Leandra. Biasanya Leandra akan ikut makan malam bersama para petinggi Angels, tapi kali ini Leandra memilih untuk tidak ikut karena perasaannya masih belum baik. "Baik, Lean." "Aku pergi." Leandra kemudian keluar dari tempat itu melalui pintu belakang agar terhindar dari para pencari berita. Langkah Leandra terhenti ketika seorang pria menghadangnya. "Kebetulan sekali kita bertemu di sini, Leandra." Iris cokelat Leandra melirik si pria dengan acuh tidak acuh. "Menyingkir dari jalanku," seru Leandra dingin. "Jangan terlalu kasar pada pamanmu ini, Leandra." Pria itu tersenyum dengan matanya yang menatap Leandra m***m. Leandra benar-benar muak berurusan dengan pria yang tidak lain adalah pamannya sendiri itu. Ia berusaha menghindari pertemuan dengan pamannya karena hal itu hanya akan mengingatkan Leandra bagaimana tidak bermoralnya sang paman. Bagi Leandra pria di depannya tidak pantas dipanggil paman olehnya, karena pria itu adalah predator yang kapan saja siap memangsanya. Setiap kali mereka bertemu hanya tatapan m***m dan kata-kata c***l yang didapat oleh Leandra. "Kau tidak pernah belajar dari masa lalu, Paman." Leandra bersuara pelan. Ia mengeluarkan sebuah alat dari tasnya, kemudian ia mengarahkannya pada sang paman. "Jika kau tidak menyingkir maka aku akan pastikan kau berakhir tidak sadarkan diri di sini." Leandra tidak sekedar mengatakan omong kosong. Ia pasti akan menyetrum pamannya sampai pria itu berakhir menyedihkan di lantai. Paman Leandra tersenyum mengejek. "Sikapmu yang seperti ini semakin membuatku bernafsu terhadapmu, Leandra." "b******n sialan!" Leandra mengarahkan alat setrumnya ke perut sang paman, tapi pria itu cepat menghindar. Dengan cepat tangan paman Leandra hendak mengunci pergerakan Leandra, tapi Leandra telah belajar bela diri dengan baik, ia berhasil menggagalkan serangan pamannya. Selanjutnya, Leandra menempelkan alat setrumnya ke leher sang paman. Tubuh paman Leandra jatuh ke lantai. Leandra menyimpan kembali alat setrumnya ke dalam tas, lalu ia melangkah tanpa peduli sedikit pun pada pamannya. Kali ini Leandra hanya menyetrum pria itu, selanjutnya mungkin saja ia akan menusukan pisau ke jantung pria itu. Dua pria bertubuh tegap segera berlari menghampiri tubuh paman Leandra. Salah satu dari mereka hendak mengejar Leandra, tapi sayangnya Leandra sudah lebih dahulu masuk ke dalam lift. Ini bukan kali pertamanya Leandra berurusan dengan pamannya. Ketika Leandra berusia empat belas tahun, pamannya pernah mencoba untuk memperkosanya, saat itu Leandra masih beruntung karena ia bisa melarikan diri dari pria mengerikan itu. Leandra tidak pernah menceritakan apa yang terjadi padanya pada siapapun termasuk kakeknya. Leandra tahu bahwa kakeknya jelas akan lebih mempercayai anaknya daripada dirinya. Terlebih paman Leandra merupakan pria yang manipulatif dan pandai bicara. Pria itu bisa saja memutar balikan fakta dengan menyebutnya yang lebih dahulu merayunya. Leandra memahami karakter pamannya dengan baik. Anak angkat kakeknya itu bahkan lebih disayangi daripada anak kandung kakeknya sendiri. Itulah kenapa pamannya bisa mendapatkan saham perusahaan yang hampir sama banyaknya dengan ayahnya yang merupakan anak kandung sang kakek. Setelah kepergian ayahnya, pamannya yang mengambil alih perusahaan. Kakeknya sangat mempercayai kemampuan pamannya, meski ia telah disiapkan sebagai penerus selanjutnya, tapi pada akhirnya pamannya yang mendapatkan hampir seluruh harta warisan kakeknya. Yang tersisa untuk Leandra hanya beberapa properti dan sepuluh persen saham perusahaan keluarganya. Leandra tidak pernah mempermasalahkan haknya yang diambil oleh sang paman. Ia juga tidak tertarik pada pekerjaan kantoran yang akan mengekang kebebasannya. Sejak kecil ia sudah dilatih keras oleh kakeknya sebagai penerus. Dan Leandra sangat muak akan hal itu. Namun, tampaknya sang paman tidak puas dengan apa yang didapatnya saat ini. Pria itu juga ingin memilikinya sebagai wanitanya. Leandra bahkan lebih baik mati daripada harus menjadi wanita pamannya yang menjijikan. Pria jenis pamannya merupakan jenis yang sangat Leandra benci. Sudah beristri, tapi tetap saja menginginkan wanita lain. Dan yang paling mengerikan adalah wanita lain itu keponakannya sendiri. Katakanlah mereka tidak memiliki hubungan darah karena pamannya bukan anak kandung kakeknya, tapi tetap saja pria itu dibesarkan dari bayi oleh kakeknya. Setidaknya pria itu memiliki rasa hormat terhadap ayah dan kakaknya sendiri. Namun, sayangnya paman Leandra sudah kehilangan akal sehatnya. Yang ada di pikiran pria itu hanyalah cara membuat Leandra berada di bawahnya. Paman Leandra menjadi salah satu alasan kenapa Leandra harus bisa bela diri, karena tidak semua pria akan melindungi wanita. tbc
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN