77. Disembunyikan

1056 Kata
Setelah berbicara singkat dengan Gu Sheng Jun, seorang pemuda tampan yang tengah membawa sebuah keranjang berisikan banyak bawaan itu pun kembali dengan selamat. Tentu saja pemandangan itu mengundang perhatian Xuan Yi yang kebetulan sekali tengah berdiam diri bersama Xiao Pingjing. “Chang Qi!!!” seru Xuan Yi tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya melihat pemuda yang selama ini menjadi teman setia. “Kenapa?” tanya Chang Qi santai, lalu meletakkan keranjang bawaannya di hadapan majikannya yang terlihat berbinar penuh ceria. “Aku senang kau kembali,” jawab Xuan Yi tersenyum lebar. Chang Qi menukikkan alisnya tidak percaya membuat Xiao Pingjing yang melihat interaksi keduanya sedikit aneh pun membuka suara. “Sejak tadi dia sibuk menanyakan kedatanganmu, Chang Qi. Mengapa kau datang lebih lambat?” Mendengar hal tersebut Chang Qi terdiam membisu. Ia jelas tidak mungkin mengatakan hal yang sejujurnya kalau baru saja bertemu Gu Sheng Jun beserta rombongan anehnya. Itu akan mengundang banyak rasa penasaran dari dua pemuda yang ada di hadapannya. “Tadi ada sedikit masalah di perjalanan, tetapi sudah tidak apa-apa,” jawab Chang Qi tersenyum tipis. “Apa kau bertemu dengan Ayahku?” tanya Xuan Yi dengan ekspresi berharap penuh. Chang Qi ingin sekali mengangguk mengaiakan bahwa ia baru saja bertemu dengan lelaki dewasa itu. Akan tetapi, menjawab pertanyaan Xuan Yi dengan jujur sama saja ia membuka kenyataan bahwa Jenderal Gu melakukan hal di luar dugaan. Menyembunyikan satu keluarga dari Klan Iblis. Jika ada yang mengetahui kenyataan itu selain dirinya, jelas akan ada kontroversi rumit. Apalagi Jenderal Gu adalah orang yang selama ini menjamin kenyamanan serta keamanan bagi rakyat Kekaisaran Mouyu. Seakan para warga benar-benar mempercayakan keselamatan mereka pada lelaki dewasa tersebut. Sehingga rasanya sangatlah lucu jika Jenderal Gu diketahui menyembunyikan musuh sendiri. “Aku tidak bertemu dengan Jenderal Gu hari ini,” jawab Chang Qi santai sembari menggeleng pelan. Spontan helaan napas kecewa keluar dari mulut Xuan Yi. Bahkan pemuda tampan itu langsung merosot penuh lesu menerima kenyataan bahwa ayahnya benar-benar bertugas tanpa kabar. Membuat perasaannya mendadak cemas akan terjadi sesuatu. “Sudahlah, Xuan Yi. Kau jangan terlalu memikirkan hal ini. Lagi pula Ayahmu adalah jenderal yang sangat hebat. Jadi, tidak mungkin tumbang begitu saja kalau hanya menghadapi beberapa Klan Iblis,” ungkap Xiao Pingjing menenangkan sahabatnya yang benar-benar terlihat cemas. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa jika dirinya berada di posisi Xuan Yi akan melakukan hal yang sama. Namun, sayang sekali ayahnya lebih dulu tiada sehingga kecemasan sudah tidak berlaku pada Xiao Pingjing. Apalagi sang kakek yang sudah menjadi tetua, sehingga rasanya sudah tidak akan bertarung lagi melawan Klan Iblis. “Entahlah. Aku belakangan ini selalu saja merasa cemas luar biasa. Seakan aku merasakan akan ada hal yang terjadi cukup besar,” balas Xuan Yi menggeleng pelan. Meskipun begitu, pemuda tampan yang memiliki marga Gu itu berusaha tetap berpikiran positif. Karena tidak ada untungnya jika Xuan Yi terus berpikiran negatif. Tentu hal tersebut hanya akan membuat pikirannya membayangkan hal yang tidak-tidak. Setelah itu, Xiao Pingjing pun bangkit dari tempat duduknya pada pagar pembatas ujung lantai yang lumayan tinggi. Sebab, posisi kamar yang menjadi kediaman Xuan Yi memiliki beberapa anak tangga di bagian depannya. Sehingga posisi kamar yang dihuni oleh dua pemuda dan satu gadis itu lebih tinggi dibandingkan kamar lainnya.  Kemudian, tinggallah dua pemuda tampan yang saling diam membisu dengan sibuk pikirannya masing-masing. Xuan Yi terus saja memikirkan sang ayah, lalu Chang Qi merasa bersalah telah menyembunyikan kebenaran dari majikannya sendiri. “Bagaimana keadaan di kediaman? Aku dengar di sana sasaran pertama dari Klan Iblis,” tanya Xuan Yi penasaran. Walaupun ia tidak terlalu cemas dengan keadaan sang nenek, karena di sana sudah terjamin sangat aman. Sebab, Kakek Gu telah memasang banyak pelindung sekaligus mempersiapkan makanan di saat-saat genting tertentu. “Tidak sampai mengenai Pavilium Penglai dan kediaman Keluarga Gu. Hanya beberapa rumah penduduk menjadi korban, tetapi mereka sudah melakukan pengungsian di tempat aman menghindari Klan Iblis. Bahkan Nyonya Besar Gu memberikan banyak bantuan kepada mereka yang kehilangan,” jawab Chang Qi jujur. “Apa kau membantu mereka juga?” Chang Qi mengangguk. “Aku sempat membantu Nyonya Besar Gu memberikan makanan dari Pavilium Penglai. Maka dari itu, aku sangat lama kembali ke sini. Karena di sana benar-benar kekurangan orang. Sampai beberapa prajurit dari perbatasan datang membantu.” “Aku bisa menduga di sana sudah banyak sekali orang yang datang memberikan banyak bantuan,” gumam Xuan Yi merasa bangga akan keluarganya sendiri. “Iya, sebab hanya Keluarga Gu yang menyediakan tempat pengungsian. Walaupun hanya sedikit,” balas Chang Qi tersenyum tipis. Setelah itu, membayangkan betapa lelahnya sang nenek membuat Xuan Yi menghela napas panjang. Ingin sekali ia datang ke sana membantu mereka semua. Akan tetapi, hal tersebut jelas akan sangat dilarang oleh asisten guru. “Bagaimana situasi di luar, Chang Qi? Apakah benar-benar terjadi banyak sekali kekacauan? Aku mendengar dari asisten guru yang tidak pernah memperbolehkan kami semua keluar,” tanya Xuan Yi penasaran. “Aku pikir memang tidak terlalu kacau, tetapi ada baiknya jangan ada yang keluar. Karena tidak ada yang tahu pemikiran Klan Iblis. Jika terjadi sesuatu di luar sana,” jawab Chang Qi mengangguk singkat. Pemikiran jajaran guru di sini cukup matang sehingga mengambil semua resiko yang kemungkinan terjadi. “Tapi, aku ingin sekali melihat situasi di luar sekaligus membantu para penduduk yang kesusahan daripada berdiam diri di sini tanpa melakukan apa pun,” rengek Xuan Yi bersikeras ingin keluar. Namun, sayang sekali Chang Qi akan sama bersikerasnya melarang agar Xuan Yi tetap menjauhi segala bencana yang akan menimpanya. Karena tugas Chang Qi memastikan agar majikannya tetap utuh ketika tiba saatnya bertemu seseorang dari masa lalu yang sudah lama sekali berpisah. “Lebih seperti itu daripada kau menyusahkan banyak prajurit yang seharusnya membantu para penduduk menyelamatkan diri. Lagi pula kau belum sepenuhnya mahir menjalankan banyak ilmu yang kau pelajari, Tuan Muda. Jadi, memang lebih baik kau menuruti permintaan Xuaming Shifu untuk tetap berada di sini tanpa membuat keributan lagi di luar,” papar Chang Qi sekenanya. Memang Chang Qi satu pemikiran dengan para jajaran guru. Mengingat masih minim sekali yang bisa melakukan bela diri. Apalagi tidak sedikit murid Akademi Tangyi dalam tahap pembelajaran yang masih meraba-raba. Sehingga mustahil rasanya kalau mereka dilepaskan untuk berjuang membela keadilan dan merebut kembali wilayah yang seharusnya dimiliki. “Tuan Muda, aku harap kau tidak melarikan diri keluar hanya untuk menolong mereka,” celetuk Chang Qi menatap Xuan Yi serius membuat pemuda itu sedikit terkejut.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN