Jantung Berdebar

1015 Kata

'Masih mau menangis?' Pertanyaan yang Abimana layangkan beberapa jam lalu membuat Nadia terus kepikiran. Dia berusaha untuk melupakan kejadian di danau tadi, namun tidak bisa. Nadia terus terbayang bagaimana dengan gentle-nya pria itu memberikan kenyamanan. Bahkan untuk pertama kalinya, ada seseorang yang menepuk punggungnya ketika sedang menangis. Ada seseorang yang bersedia memberikan pelukan. Pria itu juga dengan sukarela meminjamkan dadanya untuk menyembunyikan wajahnya. Merelakan kemejanya basah akibat air matanya yang terus saja mengalir tanpa mau berhenti. 'Kamu bisa menceritakan apa pun pada saya, Nad. Jangan pernah sungkan. Kamu anggap saja saya teman kamu. Jangan menyimpannya sendiri, ada saya.' Sejujurnya, saat Abimana mengatakan kalimat tersebut, Nadia merasakan jantu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN