Dengan perlahan Danish membersihkan darah mimisan Nafisah menggunakan tisu yang untungnya saja sudah berhenti mengalir. Danish menghela napasnya, ia menatap istrinya. Walah terlihat khawatir. Mengingatkannya pada masalalu saat Alina juga mimisan seperti Nafisah. "Akhir-akhir ini wajah kamu pucat. Besok setelah pulang bekerja, kita ke dokter." "Tidak." Nafisah menggeleng pelan. "Aku hanya butuh istirahat. Akhir-akhir ini aku memang lelah." "Tapi Nafisah-" Detik itu juga Nafisah langsung memeluk Danish. Ia menyenderkan pipinya pada tubuh Danish. Tanpa ragu Danish pun juga memeluk Nafisah. Pelukan hangat yang sekarang ini ia lakukan dengan ikhlas tanpa terpaksa. "Biarkan seperti ini sejenak." ucap Nafisah akhirnya. Ia merasa bersyukur akhirnya Danish mau memaafkannya. "Bukan hanya se