Pagi-pagi sekali Belmira sudah bangun pagi, rencananya dia ingin lari pagi sekaligus menghirup udara segar, semalam dia tidak bisa tidur karena memikirkan Ruan. Ini baru jam lima lewat beberapa menit, masih cukup gelap namun Belmira tetap ingin berlari pagi di sekitaran apartemen tempatnya tinggal.
Setelah beberapa saat berlari akhirnya ia merasa lelah, dia berhenti sejenak di sebuah taman. Belmira baru tahu kalau di sekitar tempatnya tinggal ada sebuah taman yang indah, banyak bunga-bunga yang sebentar lagi akan mekar dan dia memutuskan untuk berada di tempat itu hingga bunga tersebut dapat mekar dengan sempurna.
Perlahan tapi pasti matahari mulai menyinari belahan bumi bagian Utara, sinar mentari yang lembut menerpa wajah Belmira sehingga membuat kelopak matanya berbinar. Sudah waktunya untuk kembali ke apartemen, dia harus menghabiskan waktu untuk melukis lagi hari ini.
Perjalanan pulang menuju apartemen rupanya membuat jalanan semakin ramai, banyak kendaraan yang muncul untuk segera ke tempat kerja, tak hanya mereka saja bahkan pejalan kaki pun hampir memenuhi trotoar.
Ketika Belmira hendak menyebrang jalan tanpa sengaja sebuah mobil melaju cukup kencang hampir saja menabraknya jika seseoranh tidak dengan cepat menariknya kembali ke trotoar, Belmira kemudian membuka matanya dan menatap seseorang yang saat ini memegangnya cukup erat.
“ Ruan.” Ucap Belmira seketika membuat pria itu menatapnya dengan mata yang membulat dengan sempurna.
Baru saja Belmira kembali ingin bicara, orang-orang yang hendak menyebrang membuatnya dan pria itu berpisah. Belmira hendak menghapirinya lagi namun pria itu menghilang dengan cepat di balik orang-orang yang hendak menyebrang.
Belmira terdiam sejenak, baru kali ini dia melihat Ruan dengan balutan jas hitam yang membuatnya terlihat lebih tampan, begitu pun dengan model rambut yang sangat rapih hingga ia bertanya-tanya mau kemana Ruan sepagi ini dengan dandanan seperti itu.
**
Belmira telah selesai dengan persiapannya, mobil jemputan madam Audry sudah menunggunya di luar apartemen. Ketika wanita itu keluar dari apartemen menuju mobil terlihat dirinya melirik ke arah lokasi kedai Ruan, dia berpikir untuk singgah membeli teh dan cemilan sebelum dirinya benar-benar pergi ke galeri.
“ Bisa tolong antarkan aku di kedai teh yang ada di ujung jalan.?” Pintanya dengan sopan.
“ Tentu saja nona.” Ucap Mathew yang merupakan supir pribadi madam Audry.
Setibanya di kedai, Belmira terlihat di sambut hangat oleh Maria. Tanpa menyebutkan pesanannya seakan membuat Maria langsung tahu dan segera memberitahu pegawai lain untuk membuatkannya. Sambil menunggu pesanannya jadi, wanita itu terlihat sibuk melirik kesana kemari dengan harap dapat menemukan Ruan.
“ Ruan sedang tidak masuk hari ini.” Kata Maria yang sudah kembali dengan pesanan Belmira.
“ Dia tidak masuk lagi.?” Ucap Belmira memastikan.
“ Sebenarnya sejak hari kau datang menemuiku dia belum masuk sampai sekarang, dan Roberto bulang juga dia tidak pulang ke apartemennya sejak hari itu.” Jelas Maria kemudian.
“ Dan Roberto bilang kalau dia minta maaf sama kamu, dia tidak bisa memberikan tiket itu ke Ruan.” Lanjut Maria.
“ Tidak apa-apa, mungkin memang belum saatnya dia tahu siapa aku.” Ucapnya lirih.
“ Tetap semangat Bell.” Katanya membuat Belmira tersenyum getir.
“ Tadi pagi aku sempat bertemu dengannya di jalan, dia terlihat begitu rapih dengan stelan jas seperti hendak mendatangi acara yang sangat formal.” Gumam Belmira lirih.
“ Benarkah? Aku bahkan tidak pernah melihatnya memakai jas, pasti dia terlihat sangat tampan.”
Belmira tidak bisa berlama-lama di sana, begitu tahu Ruan tidak ada ia pun bergegas pergi. Sepanjang perjalanan Belmira terus memikirkan Ruan, kenapa sekarang dia sudah berhasil menemukannya namun lagii-lagi waktunya salah dan sampai kapan akan seperti ini.
**
Langit telah berubah dari biru cerah menjadi jingga, semua orang bergegas untuk pulang ke rumah masing-masing. Tak terkecuali Belmira yang sejak tadi lebih banyak menghabiskan waktunya di sebuah ruangan khusus untuknya dapat melukis, dimana ruangan itu di desain sesuai keinginan Belmira agar dia dapat merasa nyaman dan menyalurkan inspirasinya dengan baik.
Waktu sudah menunjukkan pukul 5:00 sore, dan sudah saatnya bagi Belmira kembali ke apartemen. Kini Belmira sudah meninggalkan ruangan itu, dia baru saja mendapatkan pesan dari Mathew kalau dirinya sudah menunggu di luar galeri, tak ingin membuat pria itu menunggu lebih lama Belmira pun segera mempercepat langkahnya.
“ Belmira.” Sahut seseorang berhasil membuat wanita itu menoleh dengan cepat.
Alangkah terkejutnya Belmira ketika dia baru saja keluar dari galeri dan menemui Ruan di luar sana, wanita itu masih syok lantaran baru saja pria itu menyebut namanya dengan sangat jelas.
“ Kau baru saja memanggilku.?” Nampaknya Belmira masih ingin memperjalasnya.
“ Hmm, aku sudah menunggu mu. Bisa kita bicara sebentar.?”
Belmira melirik Mathew yang sedang menunggunya di sana, lantas wanita itu meminta sedikit waktu pada Ruan untuk bicara dengan Mathew sebentar.
“ Maafkan aku, hari ini aku akan pulang sendirian.” Ucap Belmira lantas di balas anggukan pelan dari pria itu.
Setelah Mathew meninggalkan pelataran galeri barulah Belmira kembali menghampiri Ruan, saat itu entah mengapa ia merasa sedikit canggung mungkin karena sudah lama mereka tidak bertemu.
“ Apa kau sekarang sudah mengingatku.?” Tanya Belmira memulai percakapan.
“ Aku minta maaf kalau sebelumnya tidak mengenalimu, kita sudah berpisah cukup lama dan aku pernah mengalami amnesia sehingga sebagian ingatanku benar-benar menghilang. Tapi hari itu, tanpa sengaja aku mendengarkan penjelasanmu tentang lukisan yang kau buat, aku tidak menyangka kalau selama ini kau masih mencariku bahkan sampai membuat lukisan yang indah seperti itu.” Jelas Ruan seketika ingin membuat Belmira menitihkan air mata.
“ Apa kau sudah melihat lukisannya secara langsung.?” Tanya Belmira kemudian.
“ Aku belum melihatnya, aku ingin masuk ke dalam tapi aku tidak di perbolehkan.”
Belmira melirik ke arah galeri yang pada saat ini memang sudah di tutup untuk para pengunjung, tapi Belmira tetap ingin memperlihatkannya secara langsung ke Ruan. Alhasil Belmira meminta izin secara langsung pada madam Audry dengan menghubuginya, setelah ia mendapat izin barulah dia dan Ruan masuk ke dalam sana.
Dari begitu banyak lukisan yang terdapat di galeri, lukisan bright boy milik Belmira terlihat di pajang di satu tempat spesial yang dimana lukisan itu di kelilingi oleh pembatas sehingga orang-orang tidak bisa menyentuhnya.
Kini Belmira dan Ruan sudah berada di depan lukisan milik Belmira, saat itu Ruan terlihat menatapnya dengan seksama seakan bayangan ketika dia di umur seperti itu kembali muncul.
“ Aku pernah mendengar tentang lukisan ini, tapi aku belum pernah melihatnya sama sekali. Setelah ku lihat ternyata benar, di lukisan itu adalah aku.” Kata Ruan merasa tersentuh.
“ Kau melukisnya dengan sangat baik.” Kata Ruan lagi.
Belmira tersenyum mendengarnya, apa yang selama ini dia harapkan dan di inginkan telah terwujud. Ruan kembali dan telah melihat lukisannya, lukisan dari gambaran ketika dia dan Ruan terakhir bersama 12 tahun yang lalu sebelum akhirnya pria itu menghilang tanpa kabar.
**