Aska mengawasi gerakan Beby hingga taksi di depannya membawa gadis itu pergi. Mulutnya bergerak-gerak mengunyah permen karet. Beby menoleh, menatap Aska yang terus memperhatikan taksi yang dinaikinya. Apa sih sebenernya yang ada di pikiran Aska? Pikir Beby. Setelah menempuh perjalanan yang terasa jauh, taksi berhenti atas perintah Beby. “Berhenti di sini, Non?” tanya supir. Beby mengamati tempat sekitar sembari mengangguk. Benar, di sanalah alamat yang disebutkan teman-temannya. Ia turun setelah membayar. Diamatinya perumahan sekitar. Riana hidup di tengah-tengah perumahan elite. Beby mendekati pagar tinggi. Rumah besar bertingkat empat menjadi tumpuan pandangannya. Ia melihat-lihat pekarangan rumah. Sepi. Tak ada satpam, pembantu atau siapapun. Beby menyentuh pintu pagar khusus