Namira mengikuti langkah kaki Arsen yang berjalan lebih dulu di depannya. Jangan harap Namira bisa kabur dari lelaki yang menjadi mantan suaminya itu, bukannya kabur. Malah Namira tangannya diikat dengan kaki panjang berwarna merah yang begitu kuat. Tidak bisa melepaskan ikatan dari Arsen.
Arsen berbalik. “Kenapa kau tampak ketakutan sayang? Selamat datang di mansion ku. Kau sudah lama tidak datang kemari bukam? Ah! Terakhir kali kapan? Setahun yang lalu, saat kau membawa surat cerai dengan ayahmu yang arrogant dan setelahnya kalian—bom! Jatuh miskin dan ayahmu terkena serangan jantung lalu mati.” Arsen tertawa sinis setelah mengatakan hal yang begitu menyakitkan di dengar dan diingat oleh Namira.
Sebulan setelah perceraiannya dengan Arsen. Namira yang mulanya memang dari keluarga kaya, namun Namira harus kehilangan semuanya. Perusahaan ayahnya bangkrut, lalu ayahnya terkena serangan jantung dan tidak bisa diselamatkan. Namira sebatang kara di dunia ini setelahnya.
“Oh … kau menangis baby. Jangan menangis, bukankah kau yang ingin perceraian ini terjadi dulunya. Kita baru menikah selama dua bulan, lalu kau sudah mengajukan surat cerai. Sungguh harga diriku tercoreng karenamu.” Arsen menatap penuh kesedihan palsu di depan Namira.
Namira menangis. “Kau yang salah! Kau menjebak ku untuk menikah denganmu!” tunjuk Namira, pernikahan yang terjadi dulunya. Bukan kehendak Namira. Arsen—lelaki itu menjebaknya, untuk menikah dengan lelaki itu. Arsen memerkosa Namira malam itu di tengah pesta ulang tahun pernikahan orang tuanya.
Ibu Namira—yang melihat kejadian itu langsung terkena serangan jantung, penyakit yang sama menyerang ayahnya setelah beberapa bulan kematian ibunya. Ibunya tidak sanggup melihat anak gadisnya yang disiksa dan diperkosa. Arsen, mengancam malam itu pada ayah Namira. Menikahi Namira atau perusahaan ayah Namira hancur dan video seks Namira dengan dirinya akan tersebar.
Ayah Namira memilih menikahkan anaknya dengan Arsen. Setelah dua bulan mencari cara, akhirnya ayah Namira berhasil membawa Namira pergi dari dalam mansion yang diinjak oleh Namira sekarang. Berkat bantuan dari seorang detektif yang mencari semua kebusukan dari Arsen.
Tetapi yang tidak diketahui oleh Namira dan ayahnya. Arsen tidak mudah untuk dihancurkan. Lelaki itu hanya bermain, melihat sampai dimana pria tua itu bermain dengannya.
“Kau menarik perhatianku sayang. Sehingga kau kembali ke mansion ini, menjadi pemuasku kali ini.” Bisik Arsen di depan wajah Namira, dengan seringaiannya.
Namira menggeleng. “Set me free! I beg...!” Namira memohon dan berlutut di depan Arsen sekarang, dengan tangan yang tertangkup di depan. Air mata yang semakin mengalir di mata indahnya yang memancarkan kebinaran dan penuh kebahagiaan di depan anak-anak. Malam ini. Mata indah Namira meredup.
Memancarkan sebuah kesedihan, ketakutan, dan sebuah harapan dirinya bisa keluar dari sini. Dari mansion mewah milik Arsen.
“Kau memohon untuk dibebaskan sayang? No! Saya tidak akan pernah membebaskanmu sayang. Masuk sekarang. Kau kau mau anak-anak itu mati satu persatu. Kau akan melihat bagaimana tubuh mereka dijual di pasar gelap. Oh! Atau kau mau melihat tubuh mereka menjadi makanan para anjing ku?” tanya Arsen, tidak pernah main-main dengan apa yang dikatakan olehnya.
Arsen mengambil sejumput rambut Namira. Srak! Arsen memotong rambut itu, dan memainkan di tangannya. “Rambutmu tetap wangi. Apakah darahmu tetap wangi Namira?” tanya Arsen, menghirup dalam-dalam aroma rambut Namira.
Namira mendengarnya ketakutan. Dulu saat menjadi istri Arsen, lelaki itu suka melukai bibirnya, menghisap darah di bibirnya bak seorang vampire.
“Jangan!” Namira beringsut mundur, mencoba untuk berdiri dan kabur.
Arsen tertawa kecil begitu mengerikan. “Kemari sayang. Untuk apa kau kabur, kemana kau mencoba kabur? Tidak akan pernah bisa. Mansion ini akan menjadi tempat tinggalmu sayang.” Ucap Arsen menarik tangan yang mengikat tangan Namira kasar, tubuh Namira tertarik dan meringis kesakitan merasakan tangannya yang begitu perih akibat tarikan dari Arsen.
“Jangan pernah mencoba kabur Namira. Selamanya kau akan berada di sisiku. Kau yang datang sendiri Namira, sayang. Maka kau tidak bisa bebas lagi dengan mudah. Kau juga tidak akan pernah bisa mengadu pada ayahnya. Dia sudah berada di dalam tanah. Bertemu Tunan-Nya. Dan masuk ke dalam neraka!” Arsen tertawa kecil yang begitu menakutkan dilihat oleh Namira.
“K-kau gila! Kau psikopat! Kau bukan lelaki baik! Aku benci padamu.” Namira terus menunjuk Arsen.
“Yes! Katakan terus sayang. Aku sangat senang sekali mendengarnya, sebuah pujian bagiku saat kau mengatakan itu padaku.” Arsen tertawa kencang sambil memainkan kepalanya dan menatap tajam setelahnya pada Namira.
“Masuk sialan! Jangan sampai aku menyeretmu dengan mengarah melepaskan anjing peliharaanku.” Ucap Arsen, berjalan memasuki mansion lebih dulu, menarik tali yang mengikat Namira.
Namira yang belum siap berdiri, terhuyung ke depan. Tangannya sudah memerah dan pasti akan meninggalkan sebuah bekas karena tarikan dari Arsen, yang menariknya begitu kasar.
Lelaki itu membuka pintu kamar utama yang pernah ditempati oleh Namira dulunya. Tubuh Namira terdorong ke depan. Mata Namira tidak bisa melihat dalam kegelapan kamar itu.
Tak!
Bunyi saklar lampu yang ditekan. Kini kamar itu terang benderang. Namira terkejut menatap pada foto-foto telanjang Namira di dalam kamar ini. Gila! Arsen lebih dari seorang psikopat.
“Apa ini?” tanyanya menatap takut pada Arsen yang tersenyum begitu manis.
“Kau suka kejutannya sayang? Kamar ini hanya dipenuhi oleh fotomu saja sayang, aku sengaja memajang fotomu di dalam kamar. Untuk mengingat hanya kau penghuni kamar ini. Tidak ada wanita lain masuk ke dalam kamar ini sayang.” Ucap Arsen, berjalan ke salah satu foto. Dimana foto itu berpose Namira yang telentang dan kakinya yang melebar.
Arsen mencium foto tersebut. “Tubuhmu sangat indah Namira, aku mendapatkan kamu lagi hanya dalam satu tahun saja. Tidak perlu susah payah menculikmu dan membawamu kemari, karena kau sendiri yang menyerahkan diri. Selamat datang ke dalam rumah megah dan penuh kebahagiaanmu sayang.” Arsen membentang tangannya dengan senyuman tampan begitu mengerikan.
Kebahagiaan?
Yang ada hanya tangisan dan ketakutan dan Namira sendiri. Berada di dalam mansion Arsen, yang gelap dan penuh dengan aura yang begitu mengerikan. Lelaki itu tidak akan pernah menebarkan yang namanya aura positif. Aura negatif dan penuh darah juga menakutkan berada di lelaki itu.
Namira tidak tahu, darimana asal mula Arsen mengikat dirinya dalam hidup lelaki itu. Sehingga sampai detik ini dari pesta ulang tahun pernikahan orang tuanya. Ia tidak tenang. Namira kira setelah perceraian itu, tidak terjebak dengan Arsen lagi. Namun ternyata salah. Dirinya masih terjebak dengan Arsen—mantan suaminya yang psikopat sekaligus gila!
“Namira, kau malam ini akan-