Pelukan Beha dan Jennie semakin erat, masing-masing tenggelam dalam pikiran dan perasaan gundah gulana, sampai akhirnya Jennie membuka mulutnya mencoba menanyakan lebih lanjut apa maksud Beha mengatakan ingin putus. "Jadi, kamu maunya gimana? Kamu mau putus?" serak Jennie dan tangisnya kembali pecah karena perasaannya yang terasa remuk redam. "Maaf Je, maaf. " Beha berusaha bujuk Jennie dan menghapus air mata wanita yang dicintainya itu. "Kalau emang kamu mau pisah, aku bisa ngomong apa?mungkin aku emang nggak layak dicintai." Jennie berkata getir, dia sudah berhenti berharap, takut mendapat kecewa. "Nggak Je, bukan gitu. Kamu selalu berharga buat aku, kamu juga sangat layak dicintai, kamu itu sempurna buat aku tapi aku nggak sempurna buat kamu." "Itu cuma alasan kan? Alasan klasik