Setelah menunggu kurang lebih 3 jam lamanya dokter yang menangani Radit pun keluar dari ruangan operasi tersebut. Raden dengan langkah cepat menghampiri sang dokter yang masih terlihat begitu muda itu. Selama oprasi berlangsung Raden terlihat sangat panik dan cemas, ia bahkan mondar mandir seperti setrika baju di tempat laundry. "Bagaimana keadaan adik saya dok?" tanya Raden dipenuhi rasa khawatir. Tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata bagaimana perasaannya saat ini. Walau bagaimana pun lelaki yang masih berada dalam ruangan operasi itu adalah saudara satu-satunya yang teramat sangat berharga baginya setelah Malaika. "Tenang lah tuan, adik anda telah melewati masa kritisnya dan peluru yang bersarang di tubuhnya sudah berhasil di keluarkan dan untungnya tidak masuk terlalu dalam sehingg