Jantung Vanessa berdetak dengan cepat. Sampai saat ini, dirinya belum hafal angkutan umum yang mana yang dapat membawanya ke pabrik. Otaknya tak bisa diajak berproses, apalagi ketika berada dalam kondisi seperti ini. Terlambat di Jakarta membuatnya khawatir karena jalanan sangat macet. Dirinya akan kesulitan sampai di tempat bekerja. Sementara itu, di sini tidak begitu padat. Akan tetapi, menjelang jam masuk kerja, beberapa ratus meter sebelum dan sesudah melewati pabrik, dipastikan sangat macet. Lebih parah dari itu, dia yakin pasti akan menjadi target teriakan sang supervisor. Kata Nila, perempuan itu sangat suka memarahi karyawannya di hadapan ribuan karyawan lain. Dia muak diperlakukan seperti itu. Tidak mau memberi celah untuk membuat Linda marah-marah kepadanya secara leluasa. Ba