“Mau ke mana, Mas?” tanya Karin. Pratamada sedang mengenakan jaket kulit berwarna hitam ketika dirinya masuk ke ruang kerja laki-laki itu, membawa teh hangat tanpa gula. Teh tersebut dia letakkan di atas meja, lalu membantu sang suami merapatkan jaket di tubuhnya. “Jalan-jalan aja. Cari udara segar,” jawab Mada. “ Kamu mau ikut?” Laki-laki itu mengusap kepala Karin. Menyampirkan rambut hitamnya ke samping telinga, sambil tersenyum dan menatapnya penuh cinta. Tak pernah sekali pun selama mengenal Karin, Mada menatapnya dengan kosong. Cinta dan kasih sayang selalu hadir di sana. Terasa begitu hangat dan menyenangkan. Karin sangat mencintai Mada. Perjalanan cinta mereka berliku, terutama karena dia menutup hatinya dari laki-laki itu. Terlalu banyak rintangan, juga jurang yang memisahkan