"Bang Mar," panggil Vanessa. Dia jarang memanggil Mario dengan Bang Mar, karena laki-laki itu tidak suka. Namun, jika sedang bercanda, dia akan menggunakan nama tersebut. Kali ini, dia ingin terlihat becanda untuk menyembunyikan kesedihannya. "Nggak kenal Bang Mar." Mario merespons dengan ketus sambil menyuap sirloin steak favoritnya. "Bang Mar, ih. Eca serius ini mau ngomong." Mario menatap Vanessa dengan alis terangkat sebelah. "Bang Mar, kan, nikah sebentar lagi. Kalau Eca nggak bisa dateng, gimana?" Vanessa melirik Mada dengan tajam. "Eca, kan, dibuang buat jadi karyawan biasa. Mana bisa izin lama-lama, apalagi masih baru." Mada tersedak kuah sop tetelan yang sengaja disediakan Karin. Laki-laki itu tahu, sang adik sedang menyindir dirinya. Menyinggung keputusan yang telah dibuat b