Bab.28 Membalasnya

1316 Kata

Orang yang Ibra tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Tidak ada yang bersuara, mata mereka lebih tertarik mengamati Pram yang berdiri tercengang dengan dadanya yang turun naik digulung emosi. Kepala botaknya berkali-kali menggeleng, seakan masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Beda lagi dengan Lucy, wajahnya terlihat sepucat mayat. Mungkin tidak menyangka kalau Ibra akan senekat ini membalas kegaduhan di klubnya dengan mengobrak-abrik pabrik dan gudang Pram. Menyesal pun percuma. Tadi saat Pram tergopoh menyeretnya pergi setelah menerima telepon dari Ibra, dia sadar sudah tidak punya kesempatan lagi untuk lari. "Bangsatt sialan! Beraninya kalian menghancurkan tempatku!" teriaknya marah bukan main dengan tangan menuding ke Ibra. "Kamu yang lebih dulu mengirim orang mengacak-acak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN