Bab.24 Pagi Mereka

1867 Kata

Freya menggeliat saat merasakan ada yang menepuk-nepuk wajahnya, tapi bukannya bangun dia justru mendusel masuk ke pelukan suaminya. Semalam mereka pulang hampir pagi, kantuk membuat Freya benar-benar enggan membuka matanya. Apalagi tidak ada si kembar, tidurnya terasa lebih lelap karena pelukan hangat suaminya. Sayup telinganya seperti mendengar ocehan. Tidurnya kembali terusik karena ada yang menarik-narik selimutnya. Ingin mengomel, tapi dia tidak punya cukup tenaga untuk membuka mata. "Tidur Yang," gumam Ibra serak sambil mengeratkan rengkuhannya saat Freya bergerak tidak nyaman. "Papa punyanya Jingga, Ma. Jangan peluk-peluk!" Suara lengking tangis memenuhi seisi kamar. Ibra dan Freya sontak terjengkit kaget dengan mata terbuka lebar. Kedua anak mereka sudah duduk di tepi tempat ti

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN