10 - Klan Macan Kumbang Illahi

1193 Kata
"Tuan muda, itu benar kau?" Seru sang gadis. Setelah menatap kearah Arthur dengan lekat beberapa saat. "Tuan muda?" Sementara Arthur yang mendapat seruan dari sang gadis, justru segera memasang sikap bodoh, ia menoleh kebelakang. Mencari keberadaan orang lain di lokasi yang di panggil tuan muda oleh sang gadis. Bersamaan dengan sikap bodoh Arthur, sang gadis tampak maju satu langkah, kemudian mulai berlari cepat. Dengan keras memeluk Arthur secara tiba-tiba. "Tuan muda, itu benar-benar kau! Syukurlah! Syukurlah aku bisa bertemu denganmu lagi!" Kata sang gadis sambil memeluk Arthur. Ia juga mulai menangis sesenggukan. "Tuan muda? Aku?" Ditengah pelukan erat sang gadis, Arthur yang tak memberi pelukan balik, kini menjadi tertegun. Benar-benar tak memahami apa yang sebenarnya terjadi. "Huhuhu….! Tolong berhenti bercanda tuan muda, aku tau kau tertekan karena hancurnya Klan! Tapi tolong jangan besikap seperti ini padaku! Tolong jangan berpura-pura tak mengenalku! Apa kau berniat meninggalkan ku?" Ucap sang gadis. Tangisnya semakin menjadi. Ia juga memeluk Arthur lebih keras lagi. Seolah takut Arthur akan meninggalkannya. "Hmmmm… Mungkin dia adalah kenalan dari tubuh yang saat ini tengah kau pakai!" Saat Arthur masih tampak sangat bingung dengan kata-kata dan tindakan aneh dari sang gadis. Suara Barbatos tiba-tiba terdengar di dalam kepalanya. "Ahhh… benar juga, mungkin seperti itu!" Kata Arthur, kini mulai memahami situasi. "Gadis muda, tenangkan dirimu dulu! Aku bukanlah tuan muda yang kau maksud! Biar kujelaskan padamu!" Kata Arthur, seraya mencoba melepaskan pelukan sang gadis muda. "Tidak… tidak… tidak…! Jangan bilang begitu! Kata-katamu seolah kau akan meninggalkanku setelah ini! Padahal kau sudah berjanji! Setelah apa yang kita lakukan pada malam itu, kau berjanji tak akan pernah meninggalkanku!" Seru sang gadis, kini justru semakin mengeratkan pelukannya. "Hahhh?" Mendengar kata-kata sang gadis, Arthur mau tak mau menjadi semakin bingung. Tak tahu harus bersikap seperti apa. 'Sialan! Wahai kau orang yang kutempati tubuhnya! Kau benar-benar c***l sialan! Apa yang telah kau lakukan pada gadis muda ini sampai ia bersikap seperti ini!' Gumam Arthur dalam hati. Hanya bisa memaki pemilik tubuh yang sedang ia pakai. "Hahhahha… sungguh lucu! Belum juga meninggalkan gunung, kau sudah mendapat masalah!" Kata Barbatos, sambil tertawa lantang di dalam ranah jiwa Arthur. "Diam kau Iblis sialan!" Dengus Arthur. Merasa kesal dengan cara tertawa dari Barbatos yang terdengar aneh di telinganya. Setelah memaki Barbatos, Arthur kembali fokus pada gadis muda yang saat ini masih memeluknya dengan sangat erat sambil menangis sesenggukan. "Emmm… Nona, aku berjanji tak akan meninggalkanmu! Kita mungkin memang saling mengenal sebelumnya. Tapi dalam beberapa hari terakhir, karena suatu peristiwa, aku kehilangan ingatanku! Jadi, tolong sekarang lepaskan dulu pelukanmu dan beri penjelasan yang benar!" Kata Arthur, mencoba mencari alasan dengan mengatakan bahwa ia sedang hilang ingatan. "Hilang ingatan?" Mendengar kata-kata terakhir Arthur, gadis muda segera melonggarkan pelukannya. Mulai menatap wajah Arthur dengan ragu. "Yahh… Beberapa hari yang lalu, aku terbangun di tengah hutan dalam gunung dengan kondisi tak ingat apapun!" Kata Arthur. Mencoba mengarang cerita. "Benarkah begitu?" Tanya sang gadis muda. Masih memasang wajah ragu. 'Sialan! Apa pemilik tubuh ini adalah seorang pembohong? Sampai-sampai ia sangat meragukanku!' Dengus Arthur dalam hati, kembali memaki pemilik tubuhnya yang asli ketika melihat tatapan sangat meragukan yang terpasang di wajah gadis muda "Kau benar-benar hilang ingatan?" Tanya sang gadis. Memastikan sekali lagi. "Itu benar! Aku tak ingat apapun sama sekali!" Jawab Arthur. Sambil mencoba memasang wajah serius untuk mendukung cerita karangannya. "Hmmm… baiklah! Tapi berjanji padaku, setelah aku melepaskan pelukanku, kau tak akan meninggalkanku!" Kata sang gadis. "Iya, iya, aku berjanji!" Jawab Arthur cepat. Mulai menjadi tak sabar. "Baiklah!" Dengan begitu, sang gadis akhirnya melepaskan pelukan dari tubuh Arthur. Dan setelah membiarkan gadis muda ini menenangkan diri sejenak, Arthur mempersilahkannya untuk duduk, mulai menceritakan semua yang ia tahu tentang tubuh yang saat ini sedang ia pakai. Menurut cerita sang gadis, Arthur adalah seorang tuan muda pertama dari sebuah Klan yang bernama Macan Kumbang Illahi. Salah satu Klan terkuat umat manusia di wilayah selatan Tartarus Land. Namun, beberapa bulan yang lalu. Karena suatu sebab, Klan Macan Kumbang Illahi yang tergabung aliansi dengan beberapa Klan kuat lain, berakhir dikhianati oleh aliansinya. Beberapa Klan kuat lain yang tergabung dalam aliansi, memutuskan secara bersama-sama menyerang Klan tersebut. Membuat Klan Macan Kumbang Illahi harus berakhir hancur dalam peristiwa tersebut. Dalam situasi genting, ketua Klan memutuskan membuka formasi kuno yang ada di dalam ruang rahasia Klan. Memindahkan semua keturunannya termasuk Arthur dan beberapa pelayannya, yang salah satunya adalah sang gadis muda, kewilayah lain agar bisa selamat dari musibah. Yang menjadi masalah, formasi kuno tersebut, adalah formasi yang sudah hampir rusak dan tak lengkap. Menyebabkan keturunannya yang dipindahkan. Hanya berpindah tak terlalu jauh dari lokasi semula. Hal itulah yang akhirnya membuat rombongan Arthur justru muncul kembali di wilayah pegunungan Kabut Hitam. Pegunungan yang berlokasi tak terlalu jauh dari Klan mereka. Ketika muncul di daerah pegunungan ini, orang-orang sekitar yang tentu saja masih mengenali mereka, termasuk para kelompok Bandit yang bermarkas di gunung tersebut. Langsung berebut untuk menangkap setiap dari rombongan Arthur, berniat merampas semua harta benda di tubuh mereka. Juga ingin menjual kelompok ini kepada Klan-klan besar yang sedang memburunya. Dari sinilah, bagaimana akhirnya kelompok Arthur, menjadi tawanan para bandit gunung. Termasuk sang gadis muda. "Hmmm… Jadi seperti itu, bisa kusimpulkan tiga orang sebelumnnya, adalah anggota Bandit gunung yang telah menangkap kelompok dari Klan Macan Kumbang Illahi?" Tanya Arthur. Mendengar pertanyaan tersebut, sang gadis tak memberi jawaban apapun, hanya mengangguk singkat mengiyakan. Ia tampak masih trauma dengan kejadian hampir di celakai oleh tiga orang bengis sebelumnnya. "Lalu, namaku?" Tanya Arthur lagi. "Ahhhh… Nama anda adalah Arthur Claws! Tuan muda pertama dari keluarga Macan Kumbang Illahi!" Jawab sang gadis. "Arthur Claws ya, nama yang cukup keren!" Kata Arthur, merasa sedikit terkejut ternyata secara kebetulan tubuh yang sedang ia pakai, juga memiliki nama Arthur, meskipun dengan marga yang tentunya berbeda. "Tapi kedepan, jangan pernah panggil aku dengan nama itu! Panggil aku Arthur Wild!" Kata Arthur lagi. Ia memutuskan untuk mempertahankan marga lama sebagai tuan muda dari House of Wildbear di kehidupan sebelumnnya. Bagaimanapun juga, tujuan akhir Arthur adalah untuk kembali ke dunia lamanya. Sehingga ia tak ingin kehilangan jati diri. Meskipun memang ia harus memakai tubuh asing dalam prosesnya. "Mengapa begitu?" Tanya sang gadis muda, tak memahami. Merasa Arthur ingin membuang marganya. "Hmmm… Bukankah kau bilang bahwa Klan Macan Kumbang Illahi telah hancur? Aku hanya ingin membangun kembali legendaku sendiri!" Jawab Arthur, kembali mengarang cerita dengan mencoba merangkai kata-kata keren. "Ahhh... Jadi seperti itu! Itu terserah padamu! Asal kau tak meninggalkan ku!" Jawab sang gadis muda. "Ehh… ngomong-ngomong, kau belum memberitahu namamu!" Kata Arthur. Mencoba mengalihkan pembicaraan, tak ingin menjanjikan apapun dari permintaan sang gadis yang tak ingin di tinggalkan setelah ini. Bagaimanapun, Arthur akan melakukan penjelajahan di tanah Tartarus Land, dan membawa seorang gadis muda, tentu akan terlalu menyusahkan. "Namaku adalah Kayla! Pelayanan pribadi anda!" Jawab sang gadis. "Baiklah Kayla, kau masih ingat lokasi markas Bandit yang menangkapmu bukan? Tolong tunjukkan jalan kesana!" Kata Arthur. Mendengar itu, Kayla menjadi bersemangat. Ia merasa Arthur ingin membalas dendam dan menyelamatkan kelompok keluarganya yang di tangkap kawanan Bandit. Dengan kekuatan aneh yang di tunjukkan Arthur sebelumnnya. Kayla tak meragukan Arthur akan mampu. Disisi lain, tatapan antusias kini mulai muncul pada sorot wajah Arthur. Seringai lebar juga mulai tersungging di wajahnya. Jika saja Kalya tau apa yang ada dipikiran Arthur saat ini. Mungkin ia akan segera muntah darah. Bagaimana tidak, Arthur sebenarnya sama sekali tak peduli dengan sisa kelompok Macam Kumbang Illahi yang sedang di tahan Kawanan Bandit. "Kumpulan harta, aku datang!" Gumam Arthur pelan. Yang di pedulikan Arthur, hanyalah tumpukan harta yang pastinya akan sangat banyak tersimpan di markas para Bandit.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN