Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Little Thief’s POV “Stock strawberry sudah habis.” Aku memutuskan untuk mencairkan ketegangan di dalam mobil setelah sepuluh menit penuh tidak ada yang mengatakan apa-apa. Memang rencana awalnya adalah untuk mendiami sang iblis. Tapi sejak kejadian di ruang makan kemarin dan kejadian di ruang kerja Azrael tadi, aku tidak tahu lagi. Rasanya aneh tidak berbicara atau bertengkar dengannya ketika kami sedang bersama seperti ini. “Terus?” Azrael melirik sekilas. “Ya, aku mau lagi.” Tegasku, sewot. “Berhenti di minimarket sebelum ke rumah sakit. Aku mau beli buah tangan untuk adikku dan sekalian mau belanja bulanan.” Aku memang memutuskan untuk berbicara dengannya, tapi bukan berarti aku sudah tidak menyimpan dendam. “Oh, wow.” Azrael tertegun, “Apa yang terjadi dengan tiga kata ajaib,