Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Little Thief's POV "How about a kiss, love?" Azrael berbisik berat. Mata hitamnya mengunciku. Jemarinya melingkar posesif di leherku. Tapi satu-satunya yang mampu kuucapkan dalam situasi berbahaya itu hanya, "Okay..." Aku yakin ekspresiku pasti menggelikan, karena Azrael mulai tersenyum. Hanya nafas yang menghalangi bibir kami untuk bertemu. Tapi iblis itu tak kunjung melenyapkannya. "Tapi aku ingin memperingatkan," Bisiknya menggoda, "Ini tidak akan menyenangkan, little thief." Aku memejamkan mata merasakan deru nafasnya berhembus berat di wajahku. Dua jarinya menekan leherku, membuaku harus bernafas melalui mulutku yang terbuka. "Apa kau setuju?" Azrael bertanya lagi. Aku terlalu mabuk dengan perlakuannya untuk menjawab. Jadi aku mengangguk—bersemangat menunggu bibirnya padaku