"Za pulang, Ambu." Za memasuki unit dengan lemas. Hari ini pekerjaannya banyak. Sehingga terpaksa dia pulang malam. Untungnya, apartemen El ini lokasinya tidak jauh dari kantor. Lelaki itu seperti sengaja memiliki tempat tinggal yang dekat dengan kantor. Za langsung merebahkan diri di atas sofa. Badannya terasa nyaman menyentuh permukaan sofa yang empuk. Memang beda kalau tinggal di tempat elite dengan perabotan yang serba wah. Sofa ini minimalis sih, tapi Za tahu kualitas dan harganya pasti bisa bikin bola matanya menggelinding. Za bersyukur bisa merasakan sofa mahal ini, meskipun bukan miliknya. "Loh, sendiri aja, Za? El mana?" tanya Euis yang baru saja nongol dari dapur. "Ya atuh ke rumahnya lah, Ambu." Za memijit kepalanya yang terasa berat. "Kirain teh kayak kemarin. Pulang bar