Bab 19

1229 Kata

Akhirnya setelah sudah minggu di Bandung, aku kembali lagi ke Jakarta. Jika kemarin aku pulang dengan Sabila, hari ini malah memboyong Zayyan, suamiku. Ah, aku suka geregetan kalau mengingat dia jadi suamiku. Pernikahan yang tak pernah menjadi mimpiku, bahkan aku sendiri tidak pernah membayangkan akan menikah. Apa aku tomboi? Hehe, benar sekali. Aku hijrah jadi perempuan benaran sejak masuk kuliah, apalagi jurusan ekonomi, sudah pasti harus tampil cantik, elegan dan menarik. Mengenai Heru? Dia adalah laki-laki pertama yang menjadi uji coba aku untuk merasakan yang katanya pacaran itu indah. Pertama jalani sedikit susah karena terikat dengannya, tapi lama kelamaan semakin nyaman, apalagi dia yang cukup pengertian. Sejauh ini hal yang pernah aku lakukan dengan Heru, bergandeng tangan, peluk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN