Lion mengajak Via untuk bergabung duduk bersama yang lainnya lalu memperkenalkannya satu persatu orang yang ada disana.
“Nah itu yang bermata biru namanya Aidan, jangan aneh jika dia menatap mu seperti itu dia sering menganggap dirinya adalah seorang peramal.” Via melebarkan matanya dan Lion serta Ibra tertawa, begitu juga Aidan yang hanya menyunggingkan senyuman tipis miliknya tapi tidak dnegan Abram pria itu hanya diam dengan tatapan mata yang sangat tajam menuju ke arahnya.
“Itu Abram yang menatap mu sedari tadi, ku pikir kalian cocok.” Tidak di sangka Abram melemparkannya kacang. “Maaf tapi aku sudah memiliki kekasih,” ujar Via terus terang karena dia tidak ingin Abram salah mengerti nantinya.
“Apa kau pikir aku tertarik pada mu ?” tanya Abram seolah memberitahukan kepada Via kalau dia bukanlah gadis yang bisa menarik perhatiannya. Siapa juga yang perduli pikir Via sangat kesal dengan raut wajah yang terang-terangan tidak suka kepada Abram.
“Wow..santai bro ! Lion sepertinya kau harus kembali memberikan obat-nya.” Ibra mengatakan itu sementara Aidan hanya menggelengkan kepala. Abram terlihat tidak suka berada di sana lagi karena setelahnya pria itu pergi dari sana dan terdengar hanya suara decihan darinya.
“Jangan diambil hati Via dia hanya sedang dalam masalah. Abram sebenarnya pria yang baik,” ujar Lion.
“Aku juga tidak perduli dengannya,” jawab Via ketus dan hal itu membuat tawa Ibra juga Lion terdengar sangat kuat sementara pria bernama Aidan hanya memberikan senyuman tipisnya. Tipe-tipe pria dingin pikir Via.
Beruntungnya selama disana Via di hidangkan makanan super mewah dan tentunya sangat enak, koki dengan langsung membuatkan makanan untuk mereka. Via sudah seperti berada di kalangan orang kelas atas. Via mengetahui dari Lion dua wanita yang disana tadi hanya wanita panggilan yang dia minta untuk menghibur para sahabatnya. Diantara empat pria baru yang dia kenal hari itu hanya Lion yang normal sementara Ibra di tengahnya dan Aidan serta Abram adalah tipe pria yang tidak suka banyak bicara. Abram memang kembali lagi saat makan malam ke tempat itu. Lion juga sudah memberikan baju ganti kepada Via berupa dress yang sangat indah berwarna peach berbentuk kerah Sabrina dan panjangnya sampai ke lutut Via.
Dari Brand yang tertera di baju itu Via tahu itu adalah baju yang sangat mahal dan Lion mengatakan itu adalah hadiah perkenalannya dengan Via. Saat acara api unggun di mulai Lion mengajak mereka semua ke luar dan mereka hanya ke arah balkon menikmati acara tersebut, sudah ada Dj dan kembang api yang menyala luar biasa indahnya. Via baru kali ini melihat kembang api yang sangat indah seperti malam itu dan matanya terlihat sangat berbinar bahagia.
Ponsel Via bergetar dan itu adalah nama Aldy. Lihatlah sudah berapa jam dia menghilang dan kekasihnya itu baru mencarinya, Via tidak ingin mengangkatnya karena dia ingin membalas perbuatan Adly. Lion yang ada di sebelahnya memberikan jempol dan mereka bertos ria, Via dan Lion layaknya kakak dan adik yang sangat kompak meski mereka baru bertemu.
Tidak lama mereka duduk di balkon dan menikmati acara dari sana, melihat banyaknya orang yang bergoyang mengikuti irama musik dan juga ada yang bermesraan tanpa tahu tempat. Mata Via jengah melihatnya sehingga dia membuka sosial medianya.
“Kau tinggal di Bali Via ?” tanya Ibra tiba-tiba dan Via kemudian memasukkan lagi ponsel ke dalam tas kecilnya.
“Tidak aku dari Jakarta dan kesini bersama kekasih dan teman-teman ku.”
“Keberatan jika kau aku ajak menari bersama mereka ?” tanya Ibra lagi dan Lion langsung menyuruh Via untuk ikut bersama Ibra ke bawah sana. Via mengangguk setuju sementara Aidan dan Abram tetap di tempat mereka tidak ikut dengan Ibra dan Lion.
“Kau menyukainya ?” tanya Aidan yang memperhatikan pandangan Abram tidak pernah lepas dari Via yang sedang menggerakkan tubuhnya saat ini. “Dia cantik manis dan juga seksi,” ujar Aidan lagi memancing Abram namun pria itu tetap tidak membuka suara.
“Baiklah aku akan ikut bersama mereka, kau bisa menikmati senyuman manis Via dari atas sini.” Aidan benar-benar membuat Abram kesal, tapi Abram sendiri tidak tahu kenapa dia bisa sangat kesal saat ini. Dia kesal dengan semuanya Via,Lion Ibra Aidan dia sangat kesal melihat mereka semua. Lagi pula wanita itu baru beberapa jam dia temui kenapa sudah membuatnya merasakan hal seperti ini. Ini bukan cinta Abram tahu itu, perasaannya ini mungkin muncul karena Via menolak ajakannya menemani dia makan tadi siang ya pasti karena itu pikir Abram.
Di tempat lain Aldy terkejut melihat orang-orang saat ini tengah menatap ke arah kekasihnya yang sedang menari bersama tiga pria asing disana namun dua diantaranya dapat Aldy kenal adalah pria-pria sukses dan dari keluarga kaya raya. Aldy melihat Lion dan Ibra berbincang dengan Via layaknya mereka sudah kenal sangat lama dan terlihat sangat akrab.
Banyak mata para wanita yang iri disana melihat kedekatan Via dengan pria top incaran para kaum hawa saat ini, padahal Via hanyalah wanita sederhana dan tidak terlihat dari kalangan atas atau model dan artis. Wajah polos Via tanpa hiasan hanya baju branded yang dia gunakan saat ini saja yang bisa menunjang penampilannya.
“Via,” panggil Aldy namun tiba-tiba ada seorang pria yang menarik lengan Via. Pria itu adalah Abram dan dia juga tidak tahu kenapa menarik Via dari sana yang pasti dia tidak suka Via menari bebas bersama sahabat-sahabatnya yang menjengkelkan disana.
“Sir apa yang anda lakukan,” tanya Via tidak mengerti kenapa dengan Abram.
“Mencegah mu melakukan hal yang memalukan,” kata Abram tanpa menoleh kepada Via dan masih saja menarik lengan Via menuju balkon. Lion Ibra dan Aidan bahagia bukan main melihat Abram yang bereaksi kepada wanita setelah sekian lama menutup dirinya.
“Memalukan ?! kau yang membuat ku terlihat memalukan juga konyol karena sudah menarik-narik lengan ku seperti ini,” ujar Via dan ocehannya masih belum berhenti. “Kau ini siapa bersikap aneh seperti ini. Aku minta maaf karena sudah salah memasuki kamar mu, dan aku sudah minta maaf. Aku juga sudah berterima kasih karena kau sudah memberitahukan kamar untuk ku tempati, sekarang masalahnya apa lagi !” Abram tidak menjawab deretan kalimat yang membuatnya pusing itu dan yang di lakukan Abram berikutnya benar-benar gila karena dia memutar tubuhnya menatap dalam Via kemudian mendekatkan wajah Via lalu memagut bibir Via.
Bukan hanya Via yang terkejut namun juga tiga sahabatnya dan juga orang lain di tempat itu, suasana ramai berbisik-bisik namun sedetik kemudian Via menjauhkan tubuh Abram darinya lalu menampar Abram dengan kuat. “Apa hak mu mencium ku hah ! apa kau pikir aku w************n yang dipanggul Lion untuk menghibur mu,” katanya dengan tatapan terluka. Dia benar-benar malu saat ini dan juga terluka karena Abram memperlakukannya seperti w************n saja padahal mereka tidak memiliki hubungan apapun.
Aldy yang melihat kekasihnya itu berlari pergi segera mengikuti kemana Via pergi, namun sebelum pergi dia sempat menghabiskan minumanya terlebih dahulu. Via adalah kekasihnya dan pria itu seenaknya saja mencium miliknya.
Bersambung…