"Nur, berterus teranglah, jujurlah, katakan ada apa sebenarnya, jangan menyembunyikan sesuatu seperti ini" "Kakak yang tidak jujur! Kakak yang menyembunyikan sesuatu! Kakak yang huuuhuuhuu ...." Nur tersedu sedan, bayangan Wahyu dan Lindsy membuat hatinya benar-benar sakit. "Nur, aku tidak mengerti maksudmu" Wahyu mengangkat dagu Nur dengan jari telunjuknya. Dihapusnya air mata Nur dengan lembut. "Kakak kenapa bohong!" "Bohong apa, aku tidak mengerti Nur!" "Kakak bilang tidak kenal dengan daging impor itu, tapi ternyata hari ini aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, Kakak ke luar dari rumah makan dengan dia. Kakak bohong, Kakak bohong, huuuuhuuu!" Nur memukuli Wahyu dengan kedua telapak tangannya. Wahyu mengerutkan dahinya. 'Daging impor!?' "Kenapa Kakak diam?" "Daging impor