Kini Laura merasakan bibir Banyu yang hangat melekat tepat di bibirnya, hanya melekat, lama. Jantung Laura berdetak kencang, harap-harap cemas jika Banyu mulai membuka bibir dan menyelusupkan lidahnya ke dalam mulut Laura. Tapi ternyata tidak, Banyu malah manarik wajahnya menjauh dan meninggalkan ranjang tempat mereka berdua berada. Entah kenapa ada rasa kecewa menyelusupi hati Laura, tetapi tentu saja malu untuk meminta lebih. Laura tetap pura-pura memejamkan mata hingga beberapa saat, kebetulan hari ini Sabtu sekolah Laura libur hingga dia tidak perlu terburu-buru bangun. "Bangun gadis pemalas!" ujar Banyu ketika masuk kamar dan mendapati Laura masih meringkuk, walau sebenarnya Laura tidak benar-benar tidur. Laura membuka selimut yang menutupi tubuhnya, secepat kilat duduk denga