Waktu sudah menjelang pagi saat mobil yang ditumpangi Banyu berhenti tepat di depan teras rumah mewah Laura, Ceu Irah, Mang Simin dan kedua asisten rumah tangga lainnya sudah menunggu di sana. Laura masih tertidur lelap hingga tidak terbangun walau Banyu membopongnya keluar mobil, hanya sedikit menggeliat sambil terus mengigau kalau Banyu jahat. "Kamar Laura di mana, Ceu?" Ceu Irah langsung tergopoh menjadi pemandu langkah Banyu. Tubuh tegap dan kekar yang Banyu dapat dari latihan rutinnya sama sekali tidak menampakkan ekspresi keberatan walau harus membopong Laura meniti anak tangga menuju kamarnya. Ceu Irah membuka pintu kamar Laura lebar-lebar agar Banyu dapat masuk dengan mudah, Mang Simin menutup pintu depan dan kembali ke belakang dengan mengucap syukur karena sang Nona muda te